Demo Tolak Omnibus Law
Pengunjuk Rasa dan Pendukung Paslon Wali Kota Makassar Bentrok
Pantauan tribun-timur.com di lokasi sekira pukul 16 50 Wita, sekira belasan orang pendukung salah satu paslon tersebut marah
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Unjuk rasa penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Lapangan kerja di bawah fly over Jl Urip Sumohardjo, Makassar, ricuh, Selasa (20/10/2020) sore.
Awalnya, unjuk rasa yang dilakukan tersebut berjalan tertib dan damai.
Massa aksi menyampaikan aspirasi mereka dengan berorasi.
Namun di pertengahan aksi, pengunjuk rasa tiba-tiba berhamburan.
Kericuhan itu terjadi lantaran pendukung salah satu paslon tidak terima baliho mereka digunakan pengunjuk rasa untuk menutup pembelokan Jalan Urip Sumoharjo ke arah Pettarani.
Pantauan tribun-timur.com di lokasi sekira pukul 16.50 Wita, sekira belasan orang pendukung salah satu paslon tersebut marah dan menghamburkan massa aksi.
Terlihat dua dari belasan pendukung paslon tersebut menggenggam senjata tajam berupa parang dan balok sambil marah ke pengunjuk rasa.
Aksi saling lempar batu pun sempat terjadi hingga kerumunan massa aksi berhamburan di sekitar Jl AP Pettarani dan Jl Urip Sumiharjo.
Sementara pendukung paslon tersebut mengambil balihonya dari jalanan yang digunakan pengunjuk rasa menutup jalan.
"Silahkan kalian aksi. Kami mendukung demo tapi jangan pernah mengganggu baliho kami," kata salah satu pendukung paslon, Aksan kepada wartawan.
"Ini hanya sebagai penyadaran bagi adik-adik. Kami dukung aksi demo tapi jangan rusak baliho. Silahkan demo," ujarnya.
Pantauan di lokasi sekira pukul 17 15 Wita, pengunjuk rasa tolak Omnibus Law telah bubar.