Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ketua Majelis Wali Amanat Unhas Komjen (Purn) Syafruddin Terima Gelar Doktor HC di UIN Bandung

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia atau DMI sekaligus mantan Men-PAN RB, Komjen (Purn) Syafruddin

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Penganugerahan gelar doktor HC kepada Komjen (Purn) Syafruddin oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui sidang senat terbuka, di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia atau DMI sekaligus mantan Men-PAN RB, Komjen (Purn) Syafruddin dianugerahi gelar doktor honoris causa (HC) oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Acara penganugerahan gelar berlangsung dalam sidang senat terbuka, di kampus UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020).

Komjen (Purn) Syafruddin menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Transformasi Paradigma Islam dalam Hubungan Internasional, Menuju Tatanan Masyarakat Dunia yang Damai”.

Dalam penganugerahan gelar ini, bertindak sebagai Ketua Promotor, Prof Dr H Mahmud MSi; dan co-Promotor, Prof Dr H Izam Fautanu MAg dan Prof Dr H Ah Fathonih MAg.

Mantan Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla turut hadir menyaksikan prosesi penganugerahan gelar.

Mantan Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menghadiri penganugerahan gelar doktor HC kepada Komjen (Purn) Syafruddin oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui sidang senat terbuka, di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020).
Mantan Wakil Presiden RI, Muhammad Jusuf Kalla menghadiri penganugerahan gelar doktor HC kepada Komjen (Purn) Syafruddin oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui sidang senat terbuka, di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020). (DOK PRIBADI)

Komjen (Purn) Syafruddin merupakan tokoh kelima yang dianugerahi gelar doktor HC dari UIN Sunan Gunung Djati.

Apa dasar pemberian gelar kehormatan dari perguruan tinggi kepada mantan Wakapolri sekaligus Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Hasanuddin atau Unhas itu?

Dalam siaran pers diterima Tribun-Timur.com dari tim Komjen (Purn) Syafruddin, gelar ini diberikan karena komitmen beliau dalam menghadirkan wajah Islam Indonesia yang ramah, toleran, damai ke dunia internasional.

"(Dilihat dari) berdirinya Museum Rasulullah SAW di dekat Pantai Karnaval Ancol, Jakarta, ikut menyelesaikan konflik Poso, Ambon, Aceh dan peletakan batu pertama pembangunan Gedung Pusat Riset Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung," demikian penggalan isi siaran pers.

Baca juga: Akan Jadi Kebanggaan, Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad dan Peradaban Islam Mulai Dibangun

Dalam kata sambutannya, sambutannya Mahmud sekaligus Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengucapkan terima kasih kepada Komjen (Purn) Syafruddin yang berkenan menerima penganugerahan gelar doktor HC.

Ada banyak faktor yang mendasari penganugerahan gelar kehormatan ini, sebagaimana disampaikan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Orasi ilmiah Komjen (Purn) Syafruddin dalam rangka penganugerahan gelar doktor HC oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui sidang senat terbuka, di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020).
Orasi ilmiah Komjen (Purn) Syafruddin dalam rangka penganugerahan gelar doktor HC oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung melalui sidang senat terbuka, di kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/10/2020). (DOK PRIBADI)

Pertama, dalam banyak hal, Komjen (Purn) Syafruddin telah berdedikasi bagi bangsa dan negara ini.

Berbagai jabatan yang pernah diembannya selalu berhubungan dengan pembangunan bangsa Indonesia, mulai kiprahnya di kepolisian, sebagai menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, dan menjalankan organisaisi kemasyarakatan.

Termasuk penyelesaian konflik di beberapa kawasan di Indonesia, seperti di Poso, Ambon, dan Aceh, Komjen (Purn) Syafruddin terjun langsung bersama Jusuf Kalla

Kedua, dari sisi pemikiran dan gagasan, Komjen (Purn) Syafruddin memiliki kesinambungan dengan visi, misi, dan tagline UIN Sunan Gunung Djati Bandung 'Wahyu Memandu Ilmu' yang mengambil jalur moderat dalam mengambil paradigma pengetahuan.

UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggabungkan paradigma teosentris dan antroposentris dalam pengembangan pengetahuan, sejalan juga dengan gagasan Komjen (Purn) Syafruddin yang tidak sepakat dengan hanya mengedepankan paradigma antroposentris dalam teori dan praktik hubungan internasional.

Ketiga, dari segi keagamaan dan beragama, gagasan Komjen (Purn) Syafruddin bak gayung bersambut dengan program terstruktur UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang mengembangkan moderasi beragama.

Bukan sekadar moderasi berislam, melainkan moderasi beragama, sehingga semua agama sama-sama mengembangkan pemahaman moderat dalam sikap keagamaannya.

Sejak tahun 2019 lalu, UIN Sunan Gunung Djati Bandung telah memiliki rumah moderasi beragama, tempat dimana sarjana-sarjana lulusan kami dibekali pengetahuan keislaman yang mendalam dan sikap keberagamaan yang moderat.

Keempat, kiprah dalam konteks kemasyarakatan tingkat nasional, sebagai Wakil Ketua Umum dan sekaligus Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia dengan motto 'Memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid'.

Masjid bagi UIN Sunan Gunung Djati Bandung bukan hanya sebagai tempat ibadah, ritual, tapi sebagai pusat gerakan ekonomi, keilmuan dan peradaban.

Kelima, kiprah dalam diplomasi di dunia internasional, Komjen (Purn) Syafruddin memiliki andil besar dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di banyak kawasan negara-negara Muslim.

Baca juga: Foto-foto: Komjen (Purn) Syafruddin Beri Bantuan 1 Juta Liter Air Kepada Warga di Gaza Palestina

Selain itu, di organisasi internasional Islam, Komjen (Purn) Syafruddin memiliki peran dan kiprah besar sehingga beliau diamanahi oleh Liga Dunia Islam untuk memimpin pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam.

Hal ini pun sejalan dengan visi besar UIN Sunan Gunung Djati untuk berkontribusi dalam kajian sejarah dan peradaban Islam dunia.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved