Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rabu Wekasan

Rabu Wekasan Jatuh Hari Ini 14 Oktober 2020: Niat, Doa & Tata Cara Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan

Keistimewaan Rebo Wekasan adalah karena inilah satu satunya hari yang tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara adat.

Editor: Hasrul
TribunNews.com
Rabu Wekasan Jatuh Hari Ini 14 Oktober 2020: Niat, Doa & Tata Cara Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan 

TRIBUN-TIMUR.COM - Rabu Wekasan Jatuh Hari Ini 14 Oktober 2020: Niat, Doa & Tata Cara Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan

Hari ini, Rabu (14/10/2020) adalah Arba Mustakmir atau Rebo Wekasan.

Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir atau Hari Rabu terakhir di Bulan Safar.

Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan merupakan salat tak wajib yang dilaksanakan setelah terbitnya matahari.

Baca juga: Tata Cara Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan / Rabu Wekasan Lengkap Niat dan Doa, Jatuh 14 Oktober 2020

Baca juga: Rabu Wekasan Menurut Islam & Hukum Memperingati Rebo Wekasan Menurut Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari

Baca juga: Rabu Wekasan 14 Oktober, Lafaz Niat dan Tata Cara Salat Tolak Bala Pas Rebo Wekasan dan Amalannya

Baca juga: Arak Keranda Puan Maharani, Aktivis Sari Labuna Dituduh Lakukan Kejahatan Terhadap Penguasa Umum

Niatnya :

tribunnews

Setiap rakaat ba’da fatihah membaca :

- Surat al-Kaustar 17 kali,

- Surat al-Ikhlash 5 kali,

- Surat al-Falaq dan an-Nas masing-masing 1 kali

Sebelum melaksanakan sholat membaca istighfar :

tribunnews


Saya memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung. Saya mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tuhan yang hidup terus dan berdiri dengan sendiri-Nya. Saya mohon taubat selaku seorang hamba yang banyak berbuat dosa, yang tidak mempunyai daya upaya apa-apa untuk berbuat mudharat atau manfaat untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.

Do’a setelah shalat lidaf’il Bala: 

tribunnews

Artinya : “Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dengan kalimat-Mu yang sempurna dari angin merah dan penyakit yang besar di jiwa, daging, tulang dan urat. Maha Suci Engkau apabila memutuskan sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah” maka “jadilah ia”.

Apa itu Arba Mustakmir atau Rebo Wekasan?

Dikutip dari Wikipedia, Rebo Wekasan, Rabu Wekasan, atau Rebo Pungkasan, adalah nama hari Rabu terakhir di Bulan Safar pada kalender penanggalan Jawa.

Pada Rebo Wekasan biasanya dimulainya rangkaian Upacara Adat Safaran yang nanti akan berakhir di Jumat Kliwon bulan Maulid (Mulud).

Seperti upacara Sedekah Ketupat dan Babarit di daerah Sunda kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Keistimewaan Rebo Wekasan adalah karena inilah satu satunya hari yang tidak tergantung pada hari pasaran dan neptu untuk melakukan suatu upacara adat.

Catatan dalam adat Kejawen, hari pasaran dan neptu adalah sangat penting demi keselamatan dan berkah dari acara, kecuali pada hari Rebo Wekasan.

tribunnews
Warga Kui ketika memulai acar tolak bala atau menjauhkan kampung dari bahaya kebakaran, Jumat (1/8/2014). (banjarmasinpost.co.id/hasby)

Konon Rebo Wekasan adalah hari datangnya 320.000 sumber penyakit dan marabahaya 20.000 bencana.

Maka rata-rata upacara yang dilaksanakan pada hari Rebo Wekasan adalah bersifat tolak bala.

Contoh-contoh upacara adat pada hari Rebo Wekasan di Tanah Jawa:

1. Sedekah Ketupat, Sidekah Kupat, di daerah Dayeuhluhur, Cilacap.

2. Upacara Rebo Pungkasan di Wonokromo, Pleret, Bantul, Yogyakarta.

3. Ngirab, di daerah Cirebonan.

4. Safaran di beberapa daerah.

Selain upacara adat pada hari Rebo Wekasan, banyak orang Muslim tertentu yang melakukan sembahyang tertentu.

Makanan yang dibuat untuk upacara biasanya di antaranya ketupat, apem, dan nasi tumpeng.

tribunnews
Kapolsek Kelumpang Tengah AKP Aryansyah Sik saat menghadiri undangan selamatan tolak bala di Desa Geronggang, Kecamatan Kelumpang Tengah. (Polsek Kelumpang Tengah)

Hukum Rebo Wekasan

Dikutip dari SyariahIslam.com, Rebo Wekasan bersumber dari pernyataan dari orang-orang soleh (Waliyullah).

Penulis kitab sama sekali tidak menyebutkan adanya keterangan dari sahabat maupun ulama masa silam yang menyebutkan Rebo Wekasan.

Sedangkan sumber syariat Islam adalah Alquran dan sunnah Nabi SAW, tentunya Rebo Wekasan tidak lantas kita percaya.

Karena kedatangan bencana di muka bumi ini, merupakan sesuatu yang ghaib dan tidak ada yang tahu kecuali Allah.

Meyakini datangnya malapetaka atau hari sial di hari Rabu terakhir bulan Safar (Rebo Wekasan) termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang, karena ini merupakan perilaku dan keyakinan orang Jahiliyah.

tribunnews
Pemotongan Rambut Gembel: Ritual pemotongan rambut gembe dilakukan di area area Candi Arjuna pada Dieng Culture Festival (DFC)ke empat di Dusun Dieng, Kelurahan Dien Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jateng, Minggu (30/6/2013). Pada puncak acara tersebut dilakukan ritual pemotongan rambut gimbal dari tujuh anak yakni Nuria (7), Listabin Latif, Argifari Yulianto (7), Mazaya Filza Labibah (6), Alira (3), Sasa Bin Jaozi (6), Tita (5). Acara Tersebut merupakan tradisi tahunan sebagai bentuk tolak balak. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لا عدوى ولا طيرة ولا هامَة ولا صَفَر وفر من المجذوم كما تفر من الأسد

"Tidak ada penyakit menular (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa." (HR Bukhari, 5387, dan Muslim, 2220).

Al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali, mengatakan:

"Maksud hadits di atas, orang-orang Jahiliyah meyakini datangnya sial pada bulan Safar.

Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membatalkan hal tersebut.

Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rasyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya.

Barangkali pendapat ini yang paling benar. Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada bulan Safar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu.

Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari pernah ditanya tentang hukum Rebo Wekasan dan beliau menyatakan:

"Semua itu tidak ada dasarnya dalam Islam (ghairu masyru’). Umat Islam juga dilarang menyebarkan atau mengajak orang lain untuk mengerjakannya."(*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Lafaz Niat, Doa & Tata Cara Shalat Tolak Bala Rebo Wekasan / Rabu Wekasan, Jatuh 14 Oktober 2020, .

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved