Karni Ilyas ILC TV One di Bawah Tekanan? Dihujat Usai Mendadak Mohon Maaf,Soal Kebijakan Era Jokowi?

TRIBUN-TIMUR.COM - Pekan lalu presenter Karni Ilyas dibully Netter gegara mengangkat tema tentang Covid-19 saat masyarakat heboh soal UU Cipta Kerja Omnibus law. 

Nah kali ini tim ILC TV One kembali dalam masalah dan Dibully habis habisan. 

Pasalnya acara Talkshow itu diumumkan tak tayang untuk edisi Selasa (13/10/2020). Benarkah Karni Ilyas di bawah Tekanan sampai memohon maaf. Benarkah karena kebijakan di era Presiden Jokowi?

Baca juga: Beli 1 Gratis 1 Kopi Kenangan Mantan di Mal Ratu Indah dan Nipah Mall

Baca juga: Bupati Takalar Terima Kode Register 11 Desa Persiapan Pemekaran

Hal itu diumumkan di akun Twitter cukup mendadak.

Kurang lebih tiga jam sebelum acara dimulai. 

"Dear Pencinta ILC: Dengan berat hati, kami umumkan, bahwa rencana diskusi ILC, Selasa malam ini, kami tiadakan. Untuk itu kami mohon maaf kepada semua pemirsa setia ILC tvOne," tulis Karni Ilyas di akunnya. 

Sontak masyarakat ramai-ramai membully dan menyuarakan kekecewaan. 

Banyak diantara mereka yang menyebut Karni Ilyas dkk ditekan hingga tak bisa menyuarakan suara rakyat. 

Kecaman paling banyak menyebut Karni dkk tidak berani membahas UU Cipta Kerja yang berujung protes ke pemerintahan Jokowi dan juga kritik ke Anggota DPR. 

Baca juga: VIDEO: Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo Harap YouTube Tribun Timur Perbanyak Konten Lokal

Baca juga: Silaturahmi Kakanwil Kemenag, Al Jasiyah Jamin Standar Layanan Umrah

Baca juga: Kabar Buruk! Karni Ilyas Sampaikan ILC TV One Malam Ini Tidak Tayang, Netizen Penasaran Apa Sebab?

Cek selengkapnya di sini: 

@Damai Indonesiaku:

Biasalah... kalau sudah genting @karniilyas @ILCtv1
tiarap. Apa ada tekanan???
Kalau media saja tdk membantu rakyat suarakan kebenaran jangan harap akan perubahan...
Media tv ramai2 kadang gunakan demo anarkis segala...
Padahal semua itu ada Gara2 yang buat UU yg bikin Gaduuuh!

@Bujaswanaras: 

Begitu tinggikah tekanan untuk membuka kebenaran informasi pak Karni Ilyas?

Atau memang memilih diam tak bersuara, menjadi jalan 'penyelematan'?