UMI
UMI Siapkan Proyek di Desa untuk Sambut Merdeka Belajar
Universitas Muslim Indonesia (UMI) secara resmi memberlakukan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka bagi mahasiswa Angkatan Tahun 2019/2020.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Muslim Indonesia (UMI) secara resmi memberlakukan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka bagi mahasiswa Angkatan Tahun 2019/2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UMI, Prof Dr Basri Modding dalam sambutannya, pada Rapat Senat UMI pada tanggal 1 September 2020 yang lalu.
Pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 atau sekitar September 2022, mahasiswa UMI akan menjalankan pembelajaran di luar kampus dengan memilih satu di antara delapan kegiatan alternatif.
Kegiatan tersebut yakni wirausaha, magang/praktik industri, pertukaran mahasiswa, penelitian/riset, studi/proyek independen, proyek kemanusian, mengajar di sekolah, dan proyek di desa.
Rektor UMI telah menetapkan Tim Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang diketuai oleh Dr Ir Hanafi Ashad, selaku Wakil Rektor Bidang Akademik UMI.
"Proyek di desa salah satu kegiatan yang akan dipersiapkan UMI dalam menyambut pemberlakukan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka," kata Hanafi Ashad, Senin (12/10/2020).
Ia memjelaakan, UMI memiliki keunggulan dalam pengembangan pedesaan di Indonesia berdasarkan pengalamanan membina 35 desa di Kawasan Timur Indonesia sejak tahun 1985.
Seluruh desa binaan itu awalnya adalah desa tertinggal, satu di antaranya yakni Desa Wiringtasi di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang.
Sat ini, Desa Wiringtasi telah ditetapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menjadi desa prioritas nasional sebagai desa tertinggal.
Pengembangan Desa Binaan UMI dilakukan secara tertintegrasi dengan Program Zakat Pendidikan dan kemitraan dengan pihak terkait.
Sebanyak 2,5 persen dari jumlah penerimaan mahasiswa baru UMI setiap tahun dialokasikan untuk Beasiswa Mahasiswa Binaan bagi mahasiswa baru asal Desa Binaan UMI, salah satunya dari desa Wiringtasi.
Biaya pendidikan mahasiswa asal desa binaan ditanggung penuh oleh UMI hingga menjadi sarjana.
Para sarjana asal desa binaan diwajibkan untuk kembali mengabdi ke desa asal masing-masing sebagai Sarjana Pengabdi Desa (SPD).
Ketua Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) UMI di Kabupaten Pinrang, Prof Muhammad Hattah Fattah menjelaskan, pentingnya inovasi dalam pembukaan lapangan kerja dan penyediaan mata pencaharian potensial pedesaan.
“Keberhasilan membangun desa akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan dan menahan laju urbanisasi,” kata Prof Hattah.