Dulu Jokowi ke SBY dan Prabowo Subianto, Ferdinand Hutahaean Kini Tinggalkan AHY di Partai Demokrat
Ferdinand Hutahaean mundur meninggalkan Partai Demokrat yang kini dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Ferdinand Hutahaean mundur meninggalkan Partai Demokrat yang kini dipimpin Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ferdinand pernah menjadi relawan Joko Widodo ( Jokowi) sebelum merapat ke Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY), dan pernah menjadi tim sukses Prabowo Subianto.
Kini, Ferdinand Hutahaean mundur dan bakal menyerahkan surat pengunduran dirinya ke DPP Partai Demokrat pada Senin (12/10/2020).
"Hari ini saya umumkan resmi di akun medsos saya terutama di Twitter saya dan besok saya sampaikan surat resminya ke DPP Demokrat," katanya kepada Tribunnews.com, Minggu (11/10/2020).
Ferdinand menyatakan mundur dari Partai Demokrat lantaran berbeda prinsip dan cara pandang sejumlah isu nasional belakangan ini.
Selain itu, perbedaan cara pandang mengelola partai juga menjadi alasan Ferdinand mundur.
Terbaru, Ferdinand tidak sepakat dengan sikap Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), yang menolak UU Cipta Kerja.
• Agenda Demo Buruh 12 Oktober di Jakarta hingga Makassar, Sasar Istana Negara, Minta Ini ke Jokowi
• Kabar Baik Jokowi Usai Omnibus Law Cipta Kerja, Undang Buruh & Pengusaha? Kata Menaker Ida Fauziyah
"Perbedaan prinsip dan perbedaan cara pandang terkait isu-isu nasional antara saya dan pengurus lainnya adalah alasan utama."
"Terakhir kemarin cara pandang terhadap UU Cipta Kerja yang sangat mendasar bagi saya semakin menguatkan pilihan saya untuk mundur," tegasnya.
"Daripada jadi konflik di internal, lebih saya pergi dengan keyakinan prinsip politik saya bahwa kepentingan bangsa jauh di atas segalanya termasuk di atas kepentingan politik kelompok. Maka saya bersikap untuk pergi dan mundur," ujarnya.
Setelah menyatakan mundur, Ferdinand memastikan ia akan tetap berpolitik.
Namun, ia belum mau mengungkap partai yang akan ia masuki.
"Nanti pasti akan masuk ke salah satu partai politik yang memperjuangkan NKRI dan Pancasila secara konsisten," ujar Ketua Biro Energi dan Sumber Daya Mineral DPP Partai Demokrat itu.
Ferdinand juga enggan mengungkap kapan ia akan bergabung ke partai lain itu.
"Saya pasti akan bergabung ke parpol. Hanya, tunggu tanggal mainnya," ucap Ferdinand Hutahaean.
"Intinya saya tetap akan berpolitik, tapi untuk saat ini mungkin belum masuk partai manapun dalam waktu beberapa saat," jelasnya.
Sosok Ferdinand Hutahaean

Ferdinand lahir pada 18 September 1977 di Sumatera Utara.
Ia mengawali karier politiknya dengan menjadi relawan pendukung Jokowi.
Dalam penelusuran Tribunnews.com, Ferdinand pernah aktif sebagai anggorta Barisan Relawan Jokowi Presiden (BaraJP).
Pengakuan Ferdinand dalam acara Mata Najwa episode 'Barisan Para Mantan' pada 5 Desember 2018, ia mulai gabung menjadi relawan Jokowi pada 2012.
"Saya dulu mengenal Pak Jokowi ini sejak beliau datang ke Jakarta membawa Mobil Esemka, waktu itu masih nongkrong di Taman Proklamasi, itulah awal saya mengenal beliau."
"Kemudian saya tertarik, sebetulnya siapa dan apa misinya, akhirnya sejak saat itu sering banyak yang kumpul, banyak dorongan politik yang muncul dari masyarakat langsung, tidak ada yang mengomando dari atas, akhirnya sekitar bulan Mei 2012 kalau tidak salah, adalah kongres relawan di Bandung yang pertama," terang Ferdinand sebagaimana dikutip dari Serambinews.
Setelah bergabung dengan relawan Jokowi, di awal pemerintahan Jokowi, Ferdinand mulai berbalik arah.
Ia mulai kerap melancarkan kritik ke Jokowi hingga akhirnya Ferdinand merapat ke Partai Demokrat.
Di Demokrat, Ferdinand diberikan posisi strategis oleh Ketua Umum DPP Demokrat saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) sebagai Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat.
Saat Pilpres 2019 lalu, Ferdinandjuga sempat menjadi juru bicara tim sukses Prabowo Subianto - Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Dia juga mencalonkan diri sebagai calon legislatif DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat V meliputi Kabupaten Bogor.
Sayangnya, ia tidak lolos ke Senayan. Ia beralasan, tingginya ongkos politik membuat ia gagal menjadi anggota DPR.
"Saya sejak awal turun menjadi caleg saya tidak punya harapan dan tidak punya ekspektasi lolos sebagai anggota DPR terpilih."
"Cost tinggi dan saya tidak mau melakukan itu maka saya turun ke dapil terbatas sekali," ujarnya sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Setelah gagal menjadi legislator, di internal partai, karier Ferdinand juga menurun.
Dalam kepengurusan baru DPP Partai Demokrat hasil Kongres pada bulan Maret 2020, AHY sebagai Ketua Umum tak memasukkan Ferdinand sebagai pengurus inti DPP.
Ia memberikan posisi Ferdinand sebagai Ketua Biro Energi dan Sumber Daya Mineral DPP Partai Demokrat.
Kini, Ferdinand pun mengakhiri kariernya di Demokrat dengan menyatakan mundur dan keluar dari partai.
Demokrat Tolak UU Cipta Kerja

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) menjelaskan alasan partainya memutuskan untuk menolak pengesahan UU Cipta Kerja.
Fraksi Partai Demokrat, kata AHY, menegaskan penolakan tersebut dengan walk out dalam Rapat Paripurna DPR RI pada Senin (5/10/2020).
"Keputusan kami ini sudah disampaikan oleh F-PD dalam Pandangan Akhir Mini Fraksi pada Pengesahan Tingkat I di Rapat Kerja Badan Legislasi DPR RI (Sabtu, 3/10), dan kami sampaikan lagi dalam pendapat fraksi Sidang Paripurna DPR RI," kata AHY dalam keterangan tertulis, Senin (5/10/2020).
AHY mengucapkan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia khususnya buruh dan pekerja atas disahkannya RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang.
"Saya mohon maaf pada masyarakat Indonesia, khususnya buruh dan pekerja, karena kami belum cukup suara untuk bisa memperjuangkan kepentingan rakyat. Insya Allah kita terus memperjuangkan harapan rakyat," ujarnya.
Menurut AHY, UU Cipta Kerja tidak memiliki urgensi di masa pandemi Covid-19 dan pembahasannya sangat dipaksakan. Bahkan, banyak pasal yang merugikan kalangan buruh.
Selain itu, menurut AHY, UU Cipta Kerja berbahaya karena berpotensi bergesernya Ekonomi Pancasila menjadi kapitalistik dan neo liberalistik.
"Tentu, menjadi jauh dari prinsip-prinsip keadilan sosial. Alih-alih berupaya untuk menciptakan lapangan kerja secara luas, RUU tersebut berpotensi menciptakan banyak sekali masalah lainnya," ucap AHY.
Lebih lanjut, AHY mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya buruh dan pekerja yang terdampak UU Cipta Kerja ini untuk selalu bersuara dan tetap menegakkan nilai-nilai keadilan.
"Kita (Partai Demokrat) harus berkoalisi dengan rakyat, No one is left behind. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit. Tuhan Bersama Kita," kata dia.
DPR sebelumnya telah mengesahkan omnibus law RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang melalui rapat paripurna, Senin (5/10/2020).
Dari sembilan fraksi di DPR, hanya Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang menolak seluruh hasil pembahasan RUU Cipta Kerja.(*)
Sumber:
https://www.google.com/amp/s/m.tribunnews.com/amp/nasional/2020/10/11/tak-cocok-dengan-ahy-ferdinand-hutahaean-mundur-dari-partai-demokrat-berikut-sosoknya
https://m.tribunnews.com/amp/nasional/2020/10/11/kini-mundur-dari-demokrat-perjalanan-ferdinand-hutahaean-bekas-relawan-jokowi-yang-merapat-ke-sby?page=all