Unibos
Tim PPDM Unibos Bina Kelompok Tani Kentang di Bantaeng
PPDM Universitas Bosowa (Unibos) tahun 2020 melakukan pendampingan pengembangan budidaya dan pengolahan kentang di Banateng
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, BANTAENG - Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Bosowa (Unibos) tahun 2020 melakukan pendampingan pengembangan budidaya dan pengolahan kentang, di Kawasan Puncak Desa Bonto Marannu, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng.
Tim PPDM Unibos 2020 diketuai Prof Dr A Muhibuddin, dengan Anggota Tim Ir Jeferson Boling, dan Fatmawati, dengan melibatkan empat mahasiswa.
Selain menjadi kawasan sentra tanaman hortikultura dan agrowisata di Sulawesi Selatan, tim melakukan pendampingan di lokasi tersebut dengan harapan akan berkontribusi dalam memberdayakan petani kentang.
Selain itu sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa di kawasan tersebut.
Beberapa program yang dilakukan termasuk membimbing kelompok tani dalam sistem budidaya kentang sekaligus pengolahan hasil untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pelibatan masyarakat sejak tahap sosialisasi, pendampingan, hingga pemberdayaan.
Meliputi teknik pembibitan kentang, teknik pengendalian terpadu hama dan penyakit, teknik pemanfaatan dan pembuatan pupuk organik, teknik budidaya kentang, dan pengembangan usaha industri rumah tangga berbahan baku kentang, seperti (donat kentang, stik kentang dan lainnya).
Tokoh masyarakat di wilayah Kecamatan Ulu Ere, Naim memgapresiasi Tim PPDM Universitas Bosowa atas bimbingan kepada kelompok tani di wilayahnya.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami karena memberikan kontribusi terhadap peningkatan produksi, mutu, dan pengolahan kentang di tingkat petani serta ekstensifikasi sekaligus perkembangan industri perbenihan kentang," tuturnya dalam rilis, Rabu (7/10/2010).
Menurut Prof A Muhibuddin, akar masalah yang harus diatasi pada wilayah mitra kelompok tani adalah aspek produksi yang meliputi tingginya penggunaan pupuk kimia, contohnya pestisida dan herbisida untuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman.
"Sedangkan dari aspek manajemen adalah sistem manajemen distribusi benih yang tidak jelas sumbernya sehingga kelompok tani dan petani tidak mengetahui asal usul sumber benih untuk pertanamannya," kata dia
"Selin itu ketersediaan benih yang tidak tepat, baik dari sisi jumlah dan kualitas, ketepatan waktu distribusi, harga yang bersaing, dan pelayanan yang lambat, juga keterampilan pengolahan hasil kentang oleh kelompok tani dan ibu-ibu rumah tangga serta anggota keluarga lainnya masih perlu ditingkatkan," pungkasnya.
Tim PPDM Unibos menargetkan untuk jangka panjang dari kegiatan ini adalah tercapainya peningkatan mutu kentang, hingga peningkatan kapasitas produksi (kuantitas & kualitas).
"Target kami juga yaitu pembentukan klaster atau penyaluran distribusi benih yang tepat di kalangan kelompok tani atau petani di masa akan datang," tambahnya. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam