Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila, Nadiem Makarim Sebut Lilin Pancasila Terangi Kegelapan di Masa Pandemi
Mendikbud Nadiem Makarim pun menggelar Upacara Perinagatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2020 di Monumen Pancasila Sakt
TRIBUN-TIMUR.COM- Setiap 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pun menggelar Upacara Perinagatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2020 di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10/2020) hari ini.
Upacara tersebut juga rencananya akan disiarkan langsung secara virtual melalui kanal Youtube Kemendikbud RI.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan bertindak sebagai inspektur upacara.
Sebelumnya, Nadiem Makarim juga telah mengeluarkan surat edaran terkait penyelanggaran Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2020.
Dalam surat tersebut, tema Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun 2020 adalah Indonesia Maju Berlandaskan Pancasila.
Pada situasi pandemi Covid-19 ini, semua instansi di tingkat pusat, daerah dan kantor perwakilan RI di luar negeri, diminta mengikuti secara virtual dari kantor masing-masing.
"Menteri, Pimpinan Lembaga Negara/lnstansi Pusat beserta Pimpinan Tinggi Madya atau sederajat wajib mengikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilaksanakan di Monumen Pancasila Sakti Jakarta secara virtual dari kantor masing-masing," tulis Nadiem dalam surat edaran tersebut.
Selain itu, Kepala Daerah atau Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), kantor/lembaga yang ada di daerah wajib mengikuti Upacara Peringatan Kesaktian Pancasila yang dilaksanakan di Monumen Pancasila Sakti Jakarta secara virtual dari kantor masing-masing.
Surat itu juga meminta instansi pusat dan daerah, serta seluruh masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada 30 September 2020.
Sementara pada 1 Oktober 2020, Nadiem mengajak masyarakat mengibarkan bendera satu tiang punuh.
“Setiap kantor instansi pusat dan daerah, kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta seluruh komponen masyarakat Indonesia pada tanggal 30 September 2020 agar mengibarkan bendera setengah tiang dan tanggal I Oktober 2020 pukul 06.00 waktu setempat, bendera berkibar satu tiang penuh," tambah Nadiem.
Makna Pancasila di Tengah Wabah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, mengapresiasi hadirnya pahlawan kemanusiaan yang turut meringankan beban rakyat akibat pandemi Covid-19.
Mereka adalah para tenaga medis, relawan mahasiswa, para pemimpin di sektor pemerintahan dan swasta, para pemuka agama, seniman se-Indonesia, pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua, serta seluruh stakeholder pendidikan dan kebudayaan yang berjuang dengan kemampuannya masing-masing.
“Di masa krisis, lilin-lilin Pancasila menerangi kegelapan di mana-mana,” tutur Menteri Nadiem, dalam rekaman video pidato Hari Kesaktian Pancasila, di Jakarta, Rabu (30/9/2020) dikutip dari laman kemdikbud.go.id.
Nadiem mengatakan, pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila, seluruh bangsa mengingat sejarah dan betapa besar pengorbanan nenek moyang untuk bangsa ini.
Apalagi, tambah Nadiem, kalau dilihat dengan saksama, disadari bahwa kesaktian Pancasila masih mendarah daging di generasi bangsa.
Pandemi ini, kata Nadiem, menantang seluruh komponen bangsa sekaligus menguji ketangguhan rakyat Indonesia.
“Pancasila sebagai pusaka negara Indonesia, harus menyala di hati kita masing-masing, dalam setiap perbuatan kecil dan besar yang kita lakukan bagi sesama,” pesannya.
Mendikbud menyampaikan bahwa rakyat mengenal Pancasila sebagai falsafah negara, ideologi bangsa.
Pancasila, kata dia, adalah akar yang menyambung masa lalu dan masa depan generasi.
Menteri Nadiem menyadari, masa pandemi seperti sekarang terasa sulit membayangkan sisi positif dari bencana yang melanda.
Karena saat ini, setiap orang secara bersamaan mengalami krisis kesehatan, krisis ekonomi, dan krisis pembelajaran.Tetapi menurut dia, di saat sulit seperti ini, pasal-pasal Pancasila justru terlihat jelas mendarah daging di masyarakat.
“Kalau kita melihat sekeliling kita dengan lebih peka, kita bisa melihat begitu banyak pahlawan Pancasila yang menyalakan lilin-lilin kemanusiaan di lingkungan masing masing,” katanya.(*)
Hari Kesaktian Pancasila
Hari Kesaktian Pancasila diperingati tiap tanggal 1 Oktober.
Berbeda makna dengan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni yang diperingati sebagai cikal bakal Pancasila yang dijadikan sebagai lambang negara.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini dimaksudkan agar bangsa Indonesia mengingat kembali kekejaman Gerakan 30 September 1965.
Ya, Hari Kesaktian Pancasila lebih berkaitan dengan peristiwa berdarah yang menjadi catatan kelam bangsa Indonesia, atau sering ditulis dengan G30S PKI.
Sebuah insiden yang masih menjadi perdebatan di lingkungan akademisi mengenai siapa penggiat dan motif di belakangnya.
Akan tetapi otoritas militer dan kelompok keagamaan terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan usaha Partai Komunis Indonesia ( PKI ).
Pada hari itu, 6 jenderal dan 1 kapten serta beberapa orang lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai upaya kudeta.
Gejolak yang timbul akibat G30S PKI pada akhirnya berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia.
Pemerintah Orde Baru kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Dikutip dari Kompas.com, peringatan Hari Kesaktian Pancasila bermula dari Surat Keputusan Menteri atau Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pada 17 September 1966 lalu.
Setelah keputusan itu keluar, Wakil Panglima Angkatan Darat Letjen Maraden Panggabean dalam jumpa pers menjelaskan, Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia pada tanggal itu mendapat ancaman yang luar biasa sehingga hampir saja musnah dari Bumi Pertiwi.
Namun, Pancasila selamat dari serangan fisik penganut Marxisme, Leninisme, dan Maoisme.
Karena itu dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah sumber kekuatan moril dan spiritual bangsa ini.
Dalam surat itu dinyatakan, peringatan harus dilakukan oleh seluruh slagorde (pasukan) Angkatan Darat dengan mengikutsertakan angkatan lainnya serta rakyat.
Pada 1 Oktober 1966, peringatan Hari Kesaktian Pancasila pertama kali dilakukan di Lubang Buaya.
Tragedi G30S PKI
Gerakan 30 September 1965 ( G30S ) merupakan bagian dari catatan hitam bangsa Indonesia.
Tercatat, 10 nama menjadi korban dalam tragedi berdarah itu.
Diantaranya ialah enam jenderal dan satu perwira pertama TNI AD.
Mereka adalah Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
Melansir berbagai arsip Jaringan Tribun, ketujuh jenderal itu dibunuh secara kejam oleh Partai Komunis Indonesia ( PKI ).
Jasadnya lalu dibuang ke dalam sumur Lubang Buaya, yang berlokasi di Jakarta Timur.
Saat itu terjadi pemberontakan G30S dengan menculik beberapa TNI Angkatan Darat.
Para perwira TNI yang gugur dalam peristiwa tersebut kemudian sering disebut sebagai Pahlawan Revolusi.
Berdasar pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, ada 10 perwira TNI yang dianugerahi sebutan Pahlawan Revolusi.
Namun hanya tujuh nama korban TNI AD yang gugur di dalam Lubang Buaya dalam peristiwa berdarah itu yang dianugerahi sebagai Pahlawan Revolusi.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mendikbud Nadiem Keluarkan Surat Edaran Memperingati Hari Kesaktian Pancasila Secara Virtual