Pemicu Pasukan Tjakrabirawa atau Cakrabirawa Culik dan Tembak Jenderal Ahmad Yani di G30S PKI
Pemicu pasukan Tjakrabirawa atau Cakrabirawa culik dan tembak Jenderal Ahmad Yani di G30S PKI.
Dalam buku, Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno (2014) karya Asvi Arwan Adam dkk, di setiap karesidenan memiliki kesatuan Polisi Istimewa.
Di Jakarta Raya, saat itu kesatuan Polisi Istimewa disebut Polisi Macan.
Pada awal 1945, Gatot Suwiryo sebagai pimpinan Polisi Macan, memindahkan anggotanya ke Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo.
Berdasarkan buku Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967 (1999) karya Mangil Martawodijojo, tugas utama Pasukan Polisi Pengawal Pribadi Presiden adalah menjaga keselamatan Presiden dan Wakil Presiden RI beserta seluruh anggota keluarganya.
Beberapa peristiwa yang tecatat mengenai tugas-tugas PPPP, di antaraya:
* Mengamankan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
* Membantu pengamanan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada bulan September 1945.
* Mengawal rombongan Presiden dan Wakil Presiden dalam perjalanan secara rahasia menggunakan kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta pada 3 Januari 1946
Namun, karena banyaknya ancaman yang membahayakan nyawa Presiden Soekarno, Mangil membentuk Detasemen Kawal Pribadi (DKP).
2. Terbentuknya Resimen Tjakrabirawa
Beberapa peristiwa penyerangan presiden terjadi karena mata rantai pengamanan presiden saat itu dinilai belum sempurna, sehingga masih ada celah dan dapat ditembus orang-orang yang akan mencelakai presiden.
Setelah terjadinya percobaan pembunuhan Soekarno pada saat Shalat Idul Adha 14 Mei 1962, Letnan Kolonel CMP Sabur menghadap ke Istana Merdeka dan memberikan laporan bahwa DKP berencana membentuk pasukan pengawal Istana Presiden yang lebih sempurna.
Letnan Sabur kemudian menghadap kepada empat Panglima Angkatan Bersenjata (AD, AL, AU, dan Kepolisian) untuk meminta satu batalyon prajurit terbaik dari setiap angkatan untuk ikut bertugas mewakili angkatan masing-masing dalam tugas mengawal Presiden.
Sabur dibantu beberapa perwira, di antaranya Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari Kepolisian, seorang mayor udara, dan seorang mayor laut.
Mereka sering rapat dan membahas pasukan pengawal presiden.