Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Peristiwa G30S PKI

Orang Misterius Kirimi Soeharto Patung Sebelum G30S/PKI, Bu Tien Langsung Dibawa ke Tempat Rahasia

Orang Misterius Kirimi Soeharto Patung Sebelum G30S/PKI, Bu Tien Langsung Dibawa ke Tempat Rahasia

Editor: Ilham Arsyam
Dok Kompas.com
Jenderal Abdul Haris Nasution dan Mayor Jenderal Soeharto berdoa di depan peti jenazah almarhum Jenderal Sutojo Siswomihardjo dan enam rekannya yang gugur dalam Peristiwa 1 Oktober 1965. 

Meski demikian, sebelum didesak mundur dari jabatannya, Soeharto sebenarnya sudah pernah ditanya mengenai sosok yang akan menggantikannya.

Itu seperti yang terdapat dalam buku "Sisi Lain Istana, Dari Zaman Bung Karno Sampai SBY", karya J Osdar.

Dalam buku terbitan tahun 2014 itu disebutkan, beberapa bulan menjelang Pemilu 1997, tepatnya pada bulan Maret 1997, Soeharto pernah berdialog dengan anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

Dialog tersebut terjadi di Bina Graha, komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Saat itu, anggota KNPI tersebut menanyakan sesuatu kepada Soeharto.

Tepatnya, mengenai pengganti Soeharto.

"Apakah Bapak tidak mempersiapkan pengganti sehingga dapat melanjutkan pembangunan?" tulis Osdar menirukan pertanyaan anggota KNPI tersebut.

Mendapati pertanyaan itu, Soeharto pun bereaksi.

Saat itu, Soeharto senyum, dan batuk-batuk kecil.

Selanjutnya, Soeharto memberikan jawabannya.

"Mekanisme dan sistemnya sudah ada, orangnya juga sudah ada, yakni satu dari 180 juta orang. Masak tidak satu dari 180 juta orang yang mampu jadi presiden. Cari dari sekian banyak orang tersebut, pasdi ada. Saya tidak berambisi jadi presiden seumur hidup, kenapa ribut-ribut," tulis Osdar menirukan jawaban Soeharto saat itu.

Tak hanya menjawab pertanyaan saja, Soeharto justru berbalik menyampaikan pertanyaan.

"Kapan saya berhenti jad presiden?" tanya Soeharto.

Mendengar pertanyaan Soeharto, sekitar 150 orang anggota KNPI yang saat itu ada di tempat itu mendengungkan suaranya.

Soeharto kemudian melanjutkan.

Dia mengatakan, tidak akan meletakkan jabatannya di tengah jalan, karena merupakan sikap yang setengah-setengah, dan melanggar UUD 1945.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved