Tribuners Memilih
Jika Terpilih, Warga Toddopuli Harap Appi Kembalikan Fungsi Eks Terminal Jadi Ruang Terbuka Hijau
Memulai hari pertama kampanye, calon Wali kota Makassar, Munafri Arifuddin, berkunjung dan berdialog dengan sejumlah warga.
Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Memulai hari pertama kampanye, Minggu (27/9/2020), calon Wali kota Makassar, Munafri Arifuddin, berkunjung dan berdialog dengan sejumlah warga.
Pada kesempatan itu Cawali nomor urut dua ini banyak mendengarkan masukan dan keinginan warga, tak jarang mereka juga curhat terkait beberapa masalah yang dialami.
Dalam kunjungannya di warkop Stasiun Kopi, Jl Toddopuli Raya utara, Kecamatan Panakukang, misalnya, beberapa warga yang berkesempatan dialog dengan Appi mengharapkan nantinya eks terminal Toddopuli dikembalikan lagi fungsinya sebagai ruang terbuka hijau.
"Besar harapan warga di sini bahwa fungsi daripada eks terminal dikembalikan sebagaimana fungsi semula yakni ruang terbuka hijau (rth), ini kan dulu dijadikan sebagai terminal sementara selama dua tahun setelah itu terbengkalai dan digunakan oleh orang luar," ucap salah satu warga Jl Toddopuli Raya, Iqbal Lukman.
Padahal menurutnya warga di Jl Toddopuli dan Kecamatan Panakukang secara umum sangat membutuhkan lokasi RTH sebagai tempat berolahraga dan juga rekreasi.
"Sangat kurang, taman bermain, tempat berolahraga, jadi daripada ini kita jauh-jauh cari taman untuk olahraga kenapa bukan yang ini saja diperbaiki kembali," sambungnya.
Menjawab curhatan warga ini, Appi meresponnya dengan memaparkan berbagai rancangan programnya yang menyangkut dengan pembangunan RTH nantinya jika terpilih.
Menurutnya kota Makassar sebagai salah satu kota besar yang ada di Indonesia bahkan menjadi pintu gerbang Indonesia Timur tidak perlu bermimpi jauh menjadi kota dunia jika kebutuhan RTH tidak diperhatikan.
Sementara RTH ini menjadi salah satu kebutuhan mendesak dalam suatu wilayah perkotaan untuk keberlanjutan hidup yang lebih baik.
Apalagi saat ini dengan semakin menurunnya kualitas udara dan air, serta minimnya sarana berkumpul warga untuk aktivitas olahraga, sedangkan pembangunan gedung-gedung perkantoran dn perumahan makin massif.
"Menata kembali rencana tata kota kemudian membangun lingkungan yang kondusif dan sehat tertuang dalam misi kami, teknisnya bahwa berbagai program pengembangan RTH juga menjadi prioritas. Warga Makassar tak butuh piagam-piagam penghargaan, mereka membutuhkan hidup yang layak, nyaman dan tentu sehat, sehingga diperlukan kota yang asri untuk itu semua," terang Appi.
Dalam beberapa tahun terakhir ruang-ruang publik seperti taman bermain dan sebagainya menjadi prioritas kesekian dalam program yang disusun Pemerintah kota Makassar.
Padahal berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang dijelaskan bahwa setiap wilayah Kotamadya/Kabupaten setidaknya memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30 persen dari total luas wilayah.
Bahkan luasnya makin merosot, data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kota Makassar ketersediaan RTH tahun 2020 di angka presentarse 7,59 persen atau 1334 hektare dari total luas wilayah Makassar 175,77 hektar are.
Masih minus 22,41 persen dari syarat 30 persen RTH yang ditetapkan pemerintah.
Hanya dalam jangka lima tahun terakhir, luas RTH di Makassar ini turun hingga 5 persen dari angka 12 persen pada tahun 2015 lalu.
Terkhusus di Kecamatan Panakukang dengan total luas wilayah 1.705 hektare hanya memiliki RTH seluas 80,12 hektare atau 0,46 persen dari total luas wilayah.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian