Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasihan, Bocah Penderita Hidrosefalus Asal Maluku Tak Dilayani di RS Wahidin Makassar

Bukannya mendapatkan layanan sesuai yang diharapkan, Putra Imanuel malah diminta untuk mendatangi klinik

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Pasien hidrosfalus Putra Imanuel Parjala (7) saat digendong bibinya Wati di tepi Jl Perintis Kemerdekaan Makassar. 

"Kalau di sini berlaku, kalau di praktek tidak berlaku. Karena swasta toh," jawab oknum petugas itu.

Latif pun berusahan meyakinkan petugas itu, bahwa ia hadir di RS Wahidin membawa rujukan dari rumah sakit di Kepulauan Aru.

"Cuman rujukannya kita ke Wahidin bu," terang Latif.

"Cocok rujukannya ke Wahidin pak, tapi dokter yang ditujukan itu pak. Bapak bisa tunggu sini pak, tapi tidak tahu sampai kapan. Kalau bapak mau cepat, bapak ke dokter prektek, kalau bapak mau nunggu tidak apa-apa, tapi tidak tahu sampai kapan," ucap oknum petugas itu dengan nada tinggi.

"Karena dilapor, dilapor, dilapor begitu. Semua pasien kalau mau cepat, semua ke tempat praktek," sambungnya.

Latif yang dikonfirmasi terkait rekaman perbincangannya itu, mengungkapkan ia berbincang dengan salah satu pegawai di bagian Saraf RS Wahidin.

"Jadi awalnya itu, saya ke Wahidin bawa ini anak (Putra Imanuel) lalu tunjukkan rujukan, setelah itu diarahkan ke BPJS untuk daftar, setelah daftar diarahkan ke Poli Anak," ujar Latif dikonfirmasi Minggu (27/9/2020) siang.

Di Poli Anak lanjut Latif, ia pun diarahkan untuk membawa Putra Imanuel melakukan pemeriksaan darah dan CT Scan pada kepala. Empat hari kemudian, lanjut Latif, hasil pemeriksaan darah itu dibawa kembali ke Poli Anak.

Setelah saya bawa hasil pemeriksaan sampel darah dan CT scannya ke Poli Anak, diarahkan ke bagian saraf. Ketemu dokter sarafnya saya diarahkan ke dokter praktek.

"Setelah saya disarankan oleh dokter di bagian saraf ke dokter praktek, saya ketemu salah satu pegawai. Lalu saya tanyakan, kita ini kan dirujuk ke sini pakai BPJS, kenapa disuruh lagi ke praktek," ucap Latif.

Karena khawatir kondisi Putra Imanuel memburuk, Latif pun mengaku terpaksa membawa ke dokter praktek atau klinik swasta di Jl Perintis Kemerdekaan sesuai saran pegawai RS Wahidin.

Di tempat praktek itu, Putra Imanuel menjalani pemeriksaan dan kata dokternya, lanjut Latif, kondisinya baik-baik saja.

"Jadi yang kami sayangkan itu, kenapa di Wahidin tidak dirawat dulu, kenapa malah dirujuk ke dokter praktek. Padahal 2015 lalu ini anak sudah pernah dirawat di Wahidin juga," tuturnya.

Hidrosefelus yang diderita Putra Imanuel kata Latif, sudah berlangsung sejak ia berusia dua bulan.

Dan saat itu juga kedua orang tuanya pergi entah kemana meninggalkan Putta Imanule di rumah oma dan opanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved