Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ikan Sapu sapu

Mengenal Ikan Sapu-sapu, Spesies Invasif Danau Tempe dan Nilai Ekonomisnya

Ikan sapu sapu (Loricariidae) merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk dalam invasive species Danau Tempe, Wajo

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros
Ikan Sapu-sapu, spesies invasif di Danau Tempe, Wajo 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ikan sapu sapu (Loricariidae) merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk
dalam invasive species.

Invasive species ini dapat menjadi predator maupun kompetitor terhadap spesies ikan asli. Ikan sapu-sapu sangat mudah ditemukan di daerah sungai dan perairan air tawar di Indonesia khususnya di Danau Tempe, Wajo

Populasi ikan sapu-sapu di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan saat ini sangat melimpah dan dianggap hama oleh nelayan di Danau Tempe.

Hal tersebut kemudian menimbulkan keresahan nelayan dengan terus bertambahnya populasi ikan ini, sementara nilai jualnya hampir tidak ada.

Dampak buruk dan berbahaya yang dapat ditimbulkan dari ikan sapu-sapu apabila tidak dikelolah dengan baik adalah hilangnya spesies endemik akibat dimangsa dan kalah bersaingoleh ikan sapu-sapu.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Wajo khususnya Dinas Perikanan sedang mencari strategi penanganan ikan sapu sapu dengan melakukan pertemuan – pertemuan terkait pemanfaatan ikan sapu sapu.

Antara lain pertemuan Tudang Sipulung Penanganan Ikan Sapu-Sapu di Danau Tempe yang dilaksanakan di Desa Limpo Rilau Kecamatan Belawa Kecamatan Wajo yang dihadiri oleh perwakilan BRPBAP3.

Mmenindaklanjuti pertemuan tersebut, BRPBAP3 melakukan koordinasi dengan penyuluh perikanan Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo (Siti Arafah S Pi) untuk mengambil sampel ikan sapu-sapu hasil tangkapan
nelayan Danau Tempe, Wajo.

Sampel ikan tersebut selanjutnya dibawa ke laboratorium Nutrisi dan Teknologi Pakan BRPBAPPP, Maros untuk dilakukan uji analisis kandungan nutrisinya (proksimat) oleh peneliti Dr Ir Usman MSi.

Peneliti Dr Ir Usman MSi
Peneliti Dr Ir Usman MSi (Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros)

Dari hasil analisis proksimat tepung ikan sapu-sapu, terlihat bahwa ikan sapu-sapu segar yang dikeringkan kemudian ditepungkan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi hingga mencapai 52,7%, bahkan protein dagingnya mencapai sekitar 75,7%.

Meskipun kulitnya cukup keras dan memiliki kadar abu cukup tinggi sekitar 31,9-35,1%, tetapi masih dapat ditepungkan dan memiliki kadar protein sekitar 55,4% dengan kadar serat kasar 6,9%.

Dalam kondisi segar, ikan sapu-sapu ini memiliki kadar air sekitar 71,2% atau kadar bahan kering sebanyak 28,8% yang terdiri dari 9,6% daging dan tulang serta 19,2 kulit

Ini berarti bahwa dalam 100 kg ikan sapu-sapu segar jika dikeringkan akan menghasilkan tepung ikan sekitar 28,8 kg (tepung ikan kering dengan kadar air 0) atau dapat menghasikan tepung ikan sekitar 30 kg (kadar air <10%).

Oleh karena itu, untuk pengelolaan dan pemanfaatan ikan sapu-sapu ini agar memiliki nilai ekonomis dan tidak mengancam kelestarian sumberdaya ikan endemik lainnya, maka ikan sapu-sapu ini berpotensi dijadikan tepung ikan untuk bahan dan sumber protein hewani dalam pembuatan pakan bagi ikan budidaya.

Dari hasil analisis proksimat tepung ikan sapu-sapu menunjukkan bahwa ikan sapu-sapu yang selama ini sangat meresahkan nelayan danau tempe, dapat dimanfaatkan menjadi tepung ikan dan sumber protein utama untuk pembuatan pakan bagi ikan budidaya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved