Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengantar Galon Tewas Ditikam

Tinggalkan Istri dan Seorang Anak, Begini Sosok Pengantar Galon yang Tewas Ditikam di Jl Dg Tata

Pelakunya telah ditangkap unit Reskrim Polsek Tamalate, Makassar. Ialah Syamsul Bahri warga Jl Bontoduri 6 Lorong 8.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Sejumlah warga menyaksikan Tim Inafis Polresrtabes Maksssar melakukan olah TKP penikaman pengantar galon Marcel (24) korban penulikaman di Jl Dg Tata 1, Makassar, Senin (14/9/2020) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nasib nahas dialami Marcel (24) pengantar galon yang saban hari melayani warga Jl Bontoduri dan Dg Tata, Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Ia meregang nyawa usai ditikam seorang pelanggan di Jl Bontoduri 6 Lorong 7, Senin (14/9/2020) sore.

Pelakunya telah ditangkap unit Reskrim Polsek Tamalate, Makassar. Ialah Syamsul Bahri warga Jl Bontoduri 6 Lorong 8.

Syamsul alias Sul, menikam Marcel hingga tewas hanya karena keluhan air galon yang diantar Marcel keruh.

Motif pembunuhan yang tidak pernah disangka oleh warga sekitar.

Pasalnya, Marcel dikenal pengantar galon yang baik dan ramah.

Dua tahun terakhir ngontrak di Jl Bontoduri, pria asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu tidak pernah didengar oleh warga bermasalah atau pun cekcok.

Sebab, sosoknya dikenal baik dan ramah.

"Baik sekali itu, anak (Marcel) kasihan. Tiap kali lewat antar galon pasti menyapa, ramah memang orangnya murah senyum," kata seorang warga Syamsuddin (41).

Hal senada diungkap sejumlah ibu-ibu yang berkumpul di tepi lorong usai mendengar peristiwa penikaman terhadap Marcel.

"Kodong (kasihan) baikanya mamo itu pengantar galon kasihan, kenapa sampai dikasih begitu," celutuk seorang ibu-ibu yang menyaksikan olah TKP oleh Tim Inafis Polrestabes Makassar.

Marcel meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang masih berumur satu tahun

"Adami istrinya, anaknya masih kecil kasihan sekitar satu tahunan umurnya karena masih digendong. Tadi pas dengar kabar suaminya (Marcel) ditikam, adaji istrinya lari tidak pakai sendal sama anaknya," cerita warga.

Sementara pelaku penikaman Syamsul alias Sul, oleh warga dikenal sosok yang cukup tertutup.

Ia jarang berbaur dengan warga sekitar rumahnya.

"Memang agak tertutup orangnya itu (Sul), jarang keluar gabung-gabung sama warga," cerita warga.

Sebelum melakukan aksi penikaman, Sul di sekitar rumahnya, ternyata juga pernah bermasalah. Ia kata seorang warga, pernah memukul seorang sales yang hendak berjualan.

"Pernah ada sales kodong, lewat dia (Sul) panggil baru napukul. Mungkin agak tempramen juga," ucap warga.

Kronologi dan Motif Penikaman

Entah apa yang ada di benak Syamsul Bahri alias Sul (43) warga Jl Bontoduri 6 Lorong 8, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Hanya persoalan air galon yang keruh, ia naik pitam lalu melakukan aksi penikaman yang mengakibatkan pengantar galon Marcel (24) merenggang nyawa.

Motif penikaman oleh Sul itu terungkap setelah ia ditangkap personel Unit Reskrim Polsek Tamalate, beberapa menit usai menikam Marcel.

Sul naik pitam setelah empat hari lalu meminta agar Macel mengganti air galon. Namun permintaan Sul tidak kunjung dipenuhi Marcel.

Sul yang membawa sebilah badik, pun menunggu Marcel di pertigaan Jl Bontoduri 6 lorong 7.

Beberapa saat menunggu, Marcel yang hendak mengantar galon, pun melintas.

Sontak, Sul pun menghentikan laju motor Marcel dan langsung melakukan aksi penikaman.

"Jadi antara pelaku (Sul dan korban (Marcel) memang sudah ada dendam. Jadi ini gara-gara galon sehingga ada ketersinggungan, sudah empat hari ditelepon-telpon namun tidak datang," kata Kanit Reskrim Polsek Tamalate AKP H Ramil Jr saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (14/9/2020) sore.

Lanjut AKP Ramli, Sul menikam Marcel di bagian punggung belakang dan diperkirakan tembus hingga ke jantung.

"Setelah datang lalu tiba-tiba pelaku menusukkan ke jantungnya dengan sebilah badik dari belakang," ujarnya.

Marcel yang menderita luka tikaman, pun melarikan diri menghindari amukan Sul.

Sambil bercucuran darah, ia berlari ke Jl Dg Tata 1 Lorong 3. Tidak lama, Marcel yang diduga kehabisan darah pun tergeletak dan akhirnya meninggal dunia.

"Nggak (tidak) sempat berkelahi langsung ditikam saja. Satu saja pelaku, langsung ditikam dari belakang kemudian (korban) lari langsung terumpas di jalan karena mungkin kehabisan darah atau tenaganya habis sehingga di jalan tergeletak," tuturnya.

Hal senada diungkapkan Syamsuddin (41). Pengemudi becak motor (bentor) yang saban hari menunggu penumpang di pertigaan Jl Bontoduri 6 Lorong 7.

Saat peristiwa penikaman itu berlangsung, Syamsuddn mengaku berada di lokasi kejadian.

Sebelum menikam, Marcel, Sul semoat berbincang dengannya dan membahas soal air galon Marcel yang keruh.

"Jadi sempatji duduk-duduk, dia (Sul) bilang tadi kurang ajar itu pengantar galon (Marcel) pucat (keruh) airnya baru tidak datang na ganti," ujar Syamsuddin.

Tidak berselang lama, Sul yang berbincang dengan Syamsuddin dan beberapa warga lainnya, Marcel pun melintas membawa galon.

"Pas mau lewat ini Marcel, dihadangmi sama ini pelaku (Sul). Tiga kali saya lihat dipukul, baru natikam belakangnya, jatuh ini korban bangunmi baru larimi," ujarnya.

Syamsuddin dan warga lainnya hendak menghalau amukan Sul. Namun kata dia, warga enggan mendekat lantaran melihat Sul yang masih emosi sambil meneteng badik yang terhunus.

"Tidak beraniki mendekat karena bawa badik, baru nakasih goyang-goyang badiknya," kata Syamsuddin.

Kini, Sul mendekam di sel tahanan Polsek Tamalate Makassar untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Sementara, jenazah Marcel dibawa Tim Forensik ke ruang jenazah Biddokkes Polda Sulsel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved