Pantas Anies Ngotot Perketat PSBB, Erwin Aksa Bocorkan Kondisi Rumah Sakit di Jakarta
Pantas Gubernur Anies Ngotot PSBB Diperketat, Erwin Aksa Bocorkan Kondisi Rumah Sakit di Jakarta
TRIBUN-TIMUR.COM - Waketum Kadin bela PSBB Anies Baswedan, ponakan Jusuf Kalla bocorkan kapasitas RS di Jakarta terkini.
Wakil Ketua Umum Kadin Erwin Aksa turut komentar soal keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB secara total.
Keponakan Jusuf Kalla ini pun membocorkan kondisi RS di Jakarta yang disebut Anies Baswedan hampir penuh.
Diketahui, keputusan PSBB total ini mendapat reaksi dari beberapa Menteri Jokowi, satu diantaranya Airlangga Hartarto.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Erwin Aksa menilai langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) perlu didukung.
Menurutnya, perlunya melihat dari jumlah kapasitas rumah sakit yang menampung penyintas covid-19.
"Mengapa kita harus lockdown?
Karena mungkin Pak Anies mendengarkan bahwa jumlah ICU di Kota DKI Jakarta sudah penuh dan itu terconfirm dengan teman-teman saya dokter anestesi di Jakarta," Erwin Aksa dalam siaran streaming SmartFM Jakarta, Sabtu (12/9/2020).
"Artinya jumlah kapasitas rumah sakit kita sudah penuh, kamar ICU sudah penuh.
Jadi perlu dilakukan langkah-langkah menyetop orang masuk rumah sakit," sambung dia.
Erwin Aksa juga menekankan DKI Jakarta dengan jumlah penduduk 12-13 juta tidak sebanding kemampuan tes covid-19.
Dia bilang, ibu kota seharusnya mampu melakukan 40 ribu rapid test per hari untuk memutus penyebaran virus corona.
"Dengan 40 ribu test per hari saya kira Jakarta harus tetap lockdown," imbuhnya.
Erwin Aksa menambahkan perlunya edukasi lebih luas kepada semua golongan masyarakat di Jakarta, karena di beberapa kawasan kumuh tidak ada social distancing.
Menurut dia saat ini tercatat 80 persen kasus covid-19 terjadi tanpa gejala.
"Maka dari itu tempat isolasi harus ditambah dan tempat karantina diperbanyak lagi baik itu hotel ataupun asrama yang bisa dipakai," urai Erwin Aksa.
• Isi Surat Bos Grup Djarum Budi Hartono, Orang Terkaya Indonesia ke Jokowi soal Rencana PSBB Jakarta
Respon Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut dirinya sempat memberikan saran terkait PSBB.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas TV pada Jumat (11/9/2020), Ridwal Kamil menjelaskan, Anies sempat berkonsultasi dengan dirinya terkait wacana PSBB total seperti beberapa waktu lalu.
"Ya Pak Anies menyampaaikan rencananya melaksanakan PSBB total karena saya dari dulu sudah bilang bahwa Bodetabek atau Jabodetabek satu rumpun dalam penanganan covid."
"Maka apa yang terjadi di Jakarta harus disinkronkan dengan daerah-daerah sekelilingnya," jelas Ridwan Kamil.
Saat itu, dirinya mengatakan sudah menyarankan agar Anies berkonsultasi dahulu dengan Pemerintah Pusat sebelum memutuskan PSBB.
Pasalnya, Jakarta merupakan daerah ibukota yang penting.
"Saya menyarankan kemarin, karena Jakarta itu adalah ibu kota negara maka semua kebijakan di Jakarta tidak hanya berdampak regional tapi berdampak nasional."
"Maka saya mohonkan ke Pak Anies untuk konsultasikan ke Pusat juga dengan Pemerintah Pusat," ungkap dia.
"Itu kesimpulan yang saya sampaikan," sambungnya.
Sehingga, biarlah dia meminta agar masyarakat menunggu apakah benar-benar PSBB dimulai pada Senin.
"Kita tunggu saja apakah tanggalnya berubah," ucap dia.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini menjelaskan, dirinya selama ini tidak pernah memberhentikan pembatasan sosial, PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro).
"Jawa Barat itu tidak pernah memberhentikan PSBBkan jadi kalau ditanya PSBB berhenti, enggak."
"Karena kita paham Botabek itu penyumbang terbesar persebaran covid di Jawa Barat, maka semakin tinggi PSBB diteruskan, Jakarta disesuaikan dengan rencana kita, sisanya melakukan PSBM berskala mikro," jelas dia.
• Teliti Lagi, Mungkin Ini yang Bikin Gagal Daftar Kartu Prakerja, Tak Dapat BLT BPJS dan Bantuan UMKM
Lihat videonya mulai menit ke-00:23:
Alasan Anies Baswedan
Sebelumnya, di acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (10/9/2020), Anies Baswedan mengungkap alasannya menarik 'rem mendadak' bagi Jakarta.
Anies menjelaskan, dirinya terpaksa kembali menerapkan PSBB lantaran Jakarta mengalami kenaikan penambahan kasus covid-19 secara signifikan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers Kebijakan Pemprov DKI Jakarta Terkait Penanganan covid-19, Rabu (9/9/2020). (youtube PEMPROV DKI JAKARTA)
"'Rem darurat' akhirnya ditarik oleh Pemprov DKI, dari berbagai hal, argumen utama, harus menarik lagi itu karena apa?' tanya Najwa Shihab.
"Jadi kita menyaksikan angka kasus aktif dalam sebulan terakhir ini sempat turun lalu meningkat dengan cukup tajam."
"Jadi dalam dua minggu ini kasusnya meningkat cukup tajam," jelas Anies.
Anies menjelaskan bahwa kebannyakan pasien covid-19 tanpa gejala (OTG).
"Kasus aktif itu artinya orang yang terpapar sudah dirawat atau diisolasi, jumlahnya sekarang di Jakarta ada 11.245 orang," sambungnya.
Meski kebanyakan pasien tak bergejala, namun 15 persen pasien bergejala sedang dan berat di antaranya tetap membutuhkan perawatan
"Kasus aktif seperti ini berdasarkan pengalaman kita selama enam bulan ini 50 persen tanpa gejala, 35 persen gejala ringan, 15 persen gejala sedang atau berat."
"Nah yang 15 persen gejala sedang atau berat ini mereka yang membutuhkan pelayanan atau perawatan," jelasnya.
Menurut Anies, kenaikan penderita covid-19 di Jakarta terus meningkat meski pelan-pelan.
"Dari data yang kita miliki semenjak pertengahan Agustus atau Agustus awal terus sampai dengan September awal itu trennya meningkat terus, steady, pelan tapi terus meningkat," kata dia.
Dari perhitungannya bersama para ahli, jika terus-terusaan meningkat maka rumah sakit yang melayani pasien covid-19 akan penuh.
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan bahwa pihaknya juga mau tak mau menambah rumah sakit rujukan di Jakarta.
Dari 190 rumah sakit di Jakarta, 67 di antaranya akan dikerahkan untuk menangani penderita covid-19.
"Bila kita tidak melakukan pengereman maka pada tanggal 17 September, 4.053 tempat tidur itu akan penuh," imbuhnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Waketum Kadin: Kapasitas Rumah Sakit Penuh, Jakarta Harus Lockdown, https://www.tribunnews.com/corona/2020/09/12/waketum-kadin-kapasitas-rumah-sakit-penuh-jakarta-harus-lockdown.