Sebab PDIP Selalu Kalah di Sumbar: Ternyata Begini Soekarno Dulu, Isu PKI, dan Puan Maharani Blunder
Sebab PDIP selalu kalah di Sumbar: ternyata begini Soekarno dulu, isu PKI, hingga Puan Maharani blunder.
Untuk itu, Israr tidak setuju dengan pernyataan Puan Maharani yang mengaitkan dukungan politik masyarakat Sumbar dengan pemahaman akan ideologi Pancasila.
"[Sumbar] Pasti mendukung Pancasila, tiga dari sembilan perumus Pancasila itu orang Minang, Agus Salim, Hatta dan Yamin. Jadi tidak ada hubungannya antara pilihan politik dengan dukungan terhadap Pancasila," kata Israr.
Terdapat beberapa pahlawan nasional yang berasal dari tanah Minang, seperti Tuanku Imam Bonjol, Abdul Muis, Agus Salim, Ruhana Kuddus, Tan Malaka, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Ilyas Yacoub, Adnan Kapau Gani, Hazairin, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Sutan Sjahrir, Rasuna Said, dan lainnya.
Nama-nama tersebut bahkan diabadikan salah satunya melalui penamaan jalan-jalan protokol di wilayah Indonesia.
Protes bermunculan: 'Tidak ada hubungan dengan Pancasila'
Seorang warga Bukittinggi, Sumbar, Rezki Khainidar memandang bahwa pernyataan Puan Maharani sebenarnya akan biasa-biasa saja jika diungkapan dalam suasana normal atau tidak menjelang pilkada pada Desember mendatang.
"Tapi setelah berkembang macam-macam, saya pikir pendapat yang merespon itu sudah memanfaatkan situasi ini untuk menyerang, sudah jelas dari pihak sebelah mana tentu juga untuk kepentingan pilkada," kata Rezki.
Namun demikian, Rezki tetap menyayangkan pernyataan Puan tersebut. "Ngapain ngomong begitu? Sebagai Ketua DPR RI, dia [Puan] kurang sensitif, karena seperti memberi api saja di lahan kering. Orang lagi suka berantem, dan dia menambah bahan," kata Rezki.
Rezki menjelaskan, masyarakat Sumbar memilih calon pemimpin tidak sekedar melihat partai dan ideologi semata. "Kami, seperti saya, pemilih rasional. Saya melihat orangnya, bisa membawa perubahan untuk kebaikan, siap tidak popular, dan tidak serakah," kata Rezki.
Senada dengan itu, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) Sumbar Irsyad Syafar memprotes pernyataan Puan yang tendensius melihat masyarakat Sumbar.
"Di Sumbar tidak ada satu partai pun yang menang telak, bergantian pemenangnya, sekarang Gerindra, sebelumnya Golkar, Demokrat, dan PAN. Jadi masyarakat Sumbar sangat independen dan menunjukan tingginya tingkat demokrasi, tidak ada kaitannya dengan Pancasila," kata Irsyad.
"Terlebih lagi, kalau ada yang mengatakan di Sumbar terjadi politik identitas, partai-partai yang suaranya besar itu dari partai nasionalis di sini seperti Gerindra, Golkar, bukan PKS atau PPP yang juara di sini," kata Irsyad.
Ucapan Puan juga berbuntut panjang, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar di pilkada serentak 2020, Mulyadi-Ali Mukhni kecewa dan mengembalikan surat dukungan dari PDIP, sehingga pasangan itu hanya diusung Partai Demokrat dan PAN, dan PDIP pun memutuskan untuk menjadi penonton dalam Pilkada Provinsi Sumbar.
Ada pula, Persatuan Pemuda Mahasiswa Minang (PPMM) melaporkan Puan ke Bareskrim Polri, walaupun laporan itu ditolak karena tidak memenuhi unsur aduan.
Sebelumnya, Puan Maharani mengatakan, "semoga Sumatera Barat bisa menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," ketika menyoroti minimnya dukungan PDIP di Sumbar.
Apa kata PDIP?