Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Enrekang

Karena Covid-19, Jumlah Pasien RSUD Massenrempulu Enrekang Turun Hingga 70 Persen

Adanya wabah Covid-19, nampaknya membuat masyarakat di Kabupaten Enrekang takut melakukan pemeriksaan diri di Rumah Sakit.

Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH ASIZ ALBAR
Suasana pelayanan rawat jalan di RSUD Massenrempulu beberapa waktu lalu. 

TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG - Adanya wabah Covid-19, nampaknya membuat masyarakat di Kabupaten Enrekang takut melakukan pemeriksaan diri di Rumah Sakit.

Berdasarkan data dari RSUD Massenrempulu sejak April hingga Juli 2020, terjadi penurunan pasien 50 hingga 70 persen tiap bulannya.

Di bulan April pasien rawat inap hanya 341 orang dan rawat jalan 1.191 orang, di Mei pasien rawat inap hanya 350 orang dan rawat jalan 937 orang.

Sementara di bulan Juni pasien rawat inap hanya 361 orang dan rawat jalan 1.452 orang serta bulan Juli, pasien rawat inap hanya 198 orang dan rawat jalan 1.063 orang.

Padahal, sebelum pandemi Covid-19 periode Januari hingga Maret 2020 jumlah pasien yang ditangani di RSUD Massenrempu masih normal.

Pada bulan Januari pasien rawat inap capai 640 orang dan rawat jalan 3.857 orang, pada Februari pasien rawat inap capai 605 orang dan rawat jalan 3.589 orang dan pada Maret pasien rawat inap capai 633 orang dan rawat jalan 3.226 orang.

Kabid Pelayanan RSUD Massenrempulu, drg Sri Siswaty Zaenal, mengakui adanya penurunan pasien tersebut.

Menurutnya, memang persoalan pandemi Covid-19 membuat masyarakat takut datang untuk melakukan pemeriksaan diri di RSUD Massenrempulu.

"Iya memang masyarakat sebagian takut datang memeriksa, ada rasa takut memeriksakan diri di RSUD dengan adanya wabah Covid-19," kata Sri Siswaty, Rabu (26/8/2020).

Untuk itu, pihaknya akan tetap memberi edukasi ke masyarakat bahwa memang protokol kesehatan yang dipakai untuk isolasi itu diutaman untuk screning pasien.

"Karena itu untuk kebaikan masyarakat, pasien dan juga tenaga kesehatan, sebab jika tenaga kesehatan yang terpapar semua, siapa yang akan melayani nantinya," ujarnya.

Mantan Kepala PKM Enrekang ini juga menegaskan, tidak ada manipulasi data terkait penentuan pasien positif covid di RSUD Massenrempulu.

Sebab, dokter dalam menentukan diagnosa itu melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan, dan pemeriksaan laboratorium.

Termasuk jika ada anggapan yang mengatakan ketika ada pasien positif maka akan ada anggaran penanganan ratusan juta yang dikucurkan.

"Kalau manipulasi data itu saya jamin tidak ada, karena kita tidak serta merta jadikan pasien Covid tanpa melalui pemeriksaan fisik ataupun laboratorium. Jadi informasi seperti itu tidak benar," tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya tetap memberkan pelayanan sesuai SOP dan janji profesi yang ada.

(tribunenrekang.com)

Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, @whaiez

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved