Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

AMPG Segel Kantor Golkar Sulsel

Dalam aksi unjuk rasa, kader AMPG Sulsel membentangkan spanduk bertuliskan Save Golkar Sulsel. Kantor Ini Disegel.

Penulis: Abdul Azis | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/M ABDIWAN
Sejumlah kader muda partai Golkar menggelar aksi demo di Kantor Sekretariat DPD I Golkar Sulsel, Jalan Bontolempangan, Makassar, Rabu (26/8/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gejolak kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel berlanjut pasca M Taufan Pawe terpilih sebagai ketua baru.

Bahkan, puluhan kader AMPG Sulsel menyegel kantor DPD I Partai Golkar Sulsel, Jl Bontolempangan, Kota Makassar, Rabu (26/8).

Dalam aksi unjuk rasa, kader AMPG Sulsel membentangkan spanduk bertuliskan Save Golkar Sulsel. Kantor Ini Disegel.

Oleh AMPG Sulsel, penyegelan Sekretariat Golkar Sulsel dilakukan karena sampai hari, Rabu (18/8/2020) belum ada struktur kepengurusan pascamusda X Golkar Sulsel di The Sultan Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (8/8/2020).

Kordinator Aksi, Rahmat Azhari dalam orasinya mengatakan sejak Taufan terpilih sebagai ketua baru atau tujuh hari setelah musda Golkar belum membentuk struktur kepengurusan.

"Struktur kepengurusan harusnya terbentuk paling lambat satu Minggu setelah musda. Sekarang sudah lewat waktunya," tegasnya, Rabu (26/8/2020).

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan terpilih, M Taufan Pawe menanggapi rapat formatur di Kantor DPD I Partai Golkar Sulsel, Jl Bontolempangan, Makassar, Selasa (25/8).

Wali Kota Parepare dua periode itu menyatakan bahwa anggota formatur itu hanya membatu dan memberikan masukan kepada ketua terpilih selaku ketua formatur dalam penyusunan kepengurusan.

Menurutnya ia sudah bertemu di Jakarta sebelum tanggal 19 Agustus secara informal dan semua formatur hadir tanggal pada 19 Agustus 2020 waktu itu.

"Pada saat pelaksanaan rapat formatur yang saya sendiri pimpin saya menawarkan konsep atau model struktural pengurusan," kata Taufan kepada Tribun, Selasa (25/8).

Menurutnya, dalam model kepengurusan itu, saya berdayakan dan libatkan 13 anggota DPRD Sulsel dari fraksi Golkar dan mereka menolak dengan alasan-alasan susah saya terima karena itu alasan masa lalu.

Sedangkan saya kata Taufan Pawe tidak mau menoleh ke belakang dan menatap ke depan untuk membuat Golkar lebih besar.

"Disitulah sebenarnya awal kebuntuan, tapi menurut saya rapat formatur itu tidak mesti hadir semua, tapi waktu itu dilaksanakan tanggal 19 Agustus itu hadir semua. Karena terjadi kebuntuan, maka kita sepakat dilakukan pertemuan selanjutnya," TP menambahkan.

Ketua DPD II Golkar Parepare tersebut menambahkan bahwa yang membuat saya heran dan kecewa, dua formatur itu sudah susah dihubungi dan ternyata sudah kembali ke Jakarta. Keduanya adalah Abdillah Natsir dan Imran Tanri Tatta.

"WA saya tidak dibalas dan nanti hari kedua baru dia balas dan saya sudah di Makassar. Di satu sisi, kita dikejar waktu. Akhirnya saya bersepakat dengan formatur Pak Muhiddin keterwakilan dari DPP untuk menyelesaikan saja draf kepengurusan yang ada," ujarnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved