Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Soal Formatur Kepengurusan Golkar Sulsel, TP Kecewa Hingga Jelaskan Duduk Masalah

Menurutnya ia sudah bertemu di Jakarta sebelum tanggal 19 Agustus secara informal dan semua formatur hadir tanggal pada 19 Agustus 2020 waktu itu.

Penulis: Abdul Azis | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM/ABDUL AZIS
Giliran Wali Kota Parepare dua periode HM Taufan Pawe mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon ketua DPD Partai Golkar Sulsel di Kantor DPD I Golkar Sulsel, Jl Bontolempangan, Makassar, Selasa (21/7/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan terpilih, M Taufan Pawe menanggapi rapat formatur di Kantor DPD I Partai Golkar Sulsel, Jl Bontolempangan, Makassar, Selasa (25/8).

Wali Kota Parepare dua periode itu menyatakan bahwa anggota formatur itu hanya membatu dan memberikan masukan kepada ketua terpilih selaku ketua formatur dalam penyusunan kepengurusan.

Menurutnya ia sudah bertemu di Jakarta sebelum tanggal 19 Agustus secara informal dan semua formatur hadir tanggal pada 19 Agustus 2020 waktu itu.

"Pada saat pelaksanaan rapat formatur yang saya sendiri pimpin saya menawarkan konsep atau model struktural pengurusan," kata Taufan kepada Tribun, Selasa (25/8).

Menurutnya, dalam model kepengurusan itu, saya berdayakan dan libatkan 13 anggota DPRD Sulsel dari fraksi Golkar dan mereka menolak dengan alasan-alasan susah saya terima karena itu alasan masa lalu.

Sedangkan saya kata Taufan Pawe tidak mau menoleh ke belakang dan menatap ke depan untuk membuat Golkar lebih besar.

"Disitulah sebenarnya awal kebuntuan, tapi menurut saya rapat formatur itu tidak mesti hadir semua, tapi waktu itu dilaksanakan tanggal 19 Agustus itu hadir semua. Karena terjadi kebuntuan, maka kita sepakat dilakukan pertemuan selanjutnya," TP menambahkan.

Ketua DPD II Golkar Parepare tersebut menambahkan bahwa yang membuat saya heran dan kecewa, dua formatur itu sudah susah dihubungi dan ternyata sudah kembali ke Jakarta. Keduanya adalah Abdillah Natsir dan Imran Tenri Tatta.

"WA saya tidak dibalas dan nanti hari kedua baru dia balas dan saya sudah di Makassar. Di satu sisi, kita dikejar waktu. Akhirnya saya bersepakat dengan formatur Pak Muhiddin keterwakilan dari DPP untuk menyelesaikan saja draf kepengurusan yang ada," ujarnya.

"Akhirnya singkat cerita, draf kepengurusan itu sudah ada di meja ketua umum dan sampai sekarang belum keluar, tapi saya heran sudah ada draf di meja ketua umum dan tinggal minta persetujuan kok ada melaksanakan rapat formatur, kan aneh," jelasnya.

Menurutnya, mana bisa ada rapat formatur kalau tidak ada ketua formatur dan ini saya anggap sudah indispliner di organisasi kepartaian Golkar Sulsel.

"Saya bisa buktikan bahwa ada coretan-coretan koreksi oleh Abdillah Natsir itu soal bunyi bahwa anggota formatur itu membantu ketua dalam menyusun kepengurusan bersama dengan Imran. Jadi saya punya dokumentasi soal itu," katanya.

Sebelumnya, tiga dari lima formatur kepengurusan Partai Golkar Sulsel periode 2020-2025 rapat formatur di Kantor DPD I Partai Golkar Sulsel, Jl Bontolempangan, Makassar, Selasa (25/8).

Mereka, Abdillah Natsir, Farouk Mappaselling Betta, dan Imran Tanri Tatta.

Seusai rapat atau sekira pukul 14.30 wita, ketiganya menggelar jumpa pers di depan pintu utama kantor Golkar.

Sekretaris DPD I Golkar Sulsel demisioner Abdillah Natsir mengawali pembicaraan.

Ia menyampaikan hasil pertemuan tertutup itu dengan didampingi Aru sapaan Farouk M Betta disebelah kiri dan Imran di kanan.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved