Pondok Pesantren Jadi Klaster Baru Covid-19, Nadiem Makarim Sudah Beri Peringatan Sejak Awal
Sebuah pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi klaster baru penyebaran Covid-19
Selain itu juga dengan kondisi banyaknya orang, maka ada barang-barang atau benda yang digunakan bersama.
Potensi penularan akibat penggunaan barang secara bersama seperti meja, kursi atau sarana lainnya akan membuka peluang penularan.
Bahkan toilet bersama juga diketahui merupakan salah satu tempat yang tinggi konsentrasi virusnya.
Protokol kesehatan yang tidak diikuti, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, bisa menambah besar potensi penularannya.
"Jadi saran saya, untuk sekolah dari TK sampai universitas termasuk boardings school dan ponpes tetap belajar daring dulu. Setidaknya sampai Oktober ini. Nanti kita evaluasi kembali," ujarnya.
Saat disinggung terkait penerapan protokol kesehatan di pondok pesantren, menurutnya sulit, salah satunya lantaran jumlah santri pada umumnya banyak.
Selain itu kondisi sekolah atau ponpes tidak bisa lepas dari situasi kondisi penyakit Covid-19 di masyarakat.
"Artinya jika di masyarakat cakupan tes masih rendah atau masih banyak orang yang terinfeksi belum terdeteksi, maka sekolah dan ponpes tidak akan aman," kata Dicky.
Larangan Mendikbud Nadiem Makarim
Sejak awal, Mendikbud Nadiem Makarim masih melarang sekolah dan madrasah yang berasrama untuk menggelar pembelajaran tatap muka.
"Untuk sekolah dan masyarakat madrasah yang berasrama kalau mereka di zona hijau pada saat ini masih dilarang membuka asrama dan melakukan pembelajaran tatap muka," ujar Nadiem Makarim dalam konferensi pers secara daring, Senin (15/6/2020).
Nadiem Makarim mengatakan sekolah berbasis asrama masih dilarang karena rentan terjadi penularan virus corona antar siswa.
Larangan dilakukan selama masa transisi dua bulan pertama.
"Pada saat selama masa transisi atau 2 bulan pertama ini masih dilarang karena risikonya lebih rentan karena ada asramanya," kata Nadiem Makarim.
Menurut Nadiem Makarim, pembukaan sekolah dengan asrama baru dilakukan secara bertahap pada masa kenormalan baru.