Pondok Pesantren Jadi Klaster Baru Covid-19, Nadiem Makarim Sudah Beri Peringatan Sejak Awal
Sebuah pondok pesantren di Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi klaster baru penyebaran Covid-19
Hingga Jumat (21/8/2020) sore, Nihayatul menyebutkan ada 6 santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit.
Ada beberapa langkah yang dilakukan pondok pesantren.
Yang pertama santri positif dengan gejala agak berat langsung dipisahkan dengan santri positif Covid-19 tanpa gejala.
Yang kedua, santri yang hasil swabnya negatif juga dipisahkan. Sementara santri positif tanpa gejala isolasi mandiri.
Selain itu pihak pondok pesantren juga melakukan pembatasan kunjungan wali santri dan tidak menggelar shalat Jumat selama dua pekan ke depan serta penutupan tempat ziarah sesepuh pesantren bagi masyarakat umum.
Jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi melonjak drastis.
Hingga 21 Agustus 2020 jumlah pasien positif di Banyuwangi mencapai 187 pasien.
Sedangkan pada 20 Agustus 2020, jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi sebanyak 114 pasien. Sehingga dalam satu hari ada penambahan 73 pasien positif Covid-19.
Hingga hari ini 77 pasien dinyatakan sembuh dan 105 orang menjalani perawatan sementara lima pasien meninggal dunia.
Sebelumnya, Pondok Pesantren di Wonogiri juga menjadi klaster penyebaran Covid-19 menyusul pengasuh dan enam keluarganya positif Covid-19.
Penyebab
Lantas apa yang menjadi penyebab masifnya penyebaran Covid-19 di asrama atau pondok pesantren?
Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman mengatakan suatu kondisi ruangan tertutup dengan banyak orang seperti asrama, pondok pesantren, diklat atau boarding school tentu sangat rentan terjadinya penularan.
"Terutama karena faktor indoor, kerapatan, dan besar kemungkinan dari mekanisme penularan droplets, fomite (benda yang tercemar virus) dan airborne aerosol juga," katanya kepada Kompas.com, Jumat (10/7/2020).
Lanjutnya, sebab penyebaran di pondok atau asrama masif adalah karena umumnya faktor ventilasi dan sirkulasi tidak optimal.