Sinopsis dan Cerita di Balik Layar Film Tilik yang Ramai Diperbicangkan hingga Jadi Trending Twitter
Tilik yang berarti menjenguk diproduksi Ravacana Films bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY pada 2018 silam.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
"Jadi, Disbud DIY ada program Danais (Dana Keistimewaan) untuk perfilman Jogja dan kami submit," kata Elen saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020) sore.
"Program ini memang konsisten ada. Jadi, kami submit naskah, proposal dari naskah Tilik, kemudian melalui pitching, dan lolos. Lalu, kami produksi," sambungnya.
Adapun ide cerita bermula dari penulis cerita Bagus Sumartono.
Dia melihat fenomena tilik di rumah sakit di Yogyakarta di tahun 2016 silam.
"Jadi, di sana dia melihat ada truk yang membawa orang banyak untuk menjenguk orang sakit di rumah sakit itu. Dia merasa fenomena itu unik dan sangat seksi untuk diangkat ke medium film," tuturnya.
Namun, sampai kepadanya, menurut Elen, ide ini terlalu mahal untuk direalisasikan pada 2016.
"Akhirnya, 2 tahun berlalu, di 2018, ada Danais ini dan kami merasa siap.
Kami submit, dibuat naskahnya, kita observasi ke desa di Jogja dimana fenomena itu ada dan jadilah film Tilik," jelas Elen.
Proses produksi
Film "Tilik" akhirnya diproduksi tahun 2018 dan harus melewati proses yang cukup panjang.
"Proses pra-nya saja untuk akhirnya menjadi naskah utuh membutuhkan waktu.
Karena bekerja sama dengan Disbud DIY, ada supervisi untuk menjaga naskah tidak keluar dari koridor kebudayaan," ungkapnya.
Menurut Elen, proses supervisi naskah ini membutuhkan waktu sekirar 2-4 bulan. Kemudian syuting 4 hari, dan proses editing sekitar 2-3 bulan.
"Jadi, kalau ditotal, ada sekitar 8-9 bulan untuk akhirnya film jadi, dari proses submit naskah dan proposal ke Disbud hingga film akhirnya jadi," jelasnya.
Elen mengatakan, film "Tilik" menjadi ajang belajar bagi pembuat film.