Isi Sumpah Gatot Nurmantyo 38 Tahun Lalu, Jadi Alasan Kritik Jokowi Sekarang Setelah Lama Diam
"Saya terkejut begitu ada RUU HIP. Terkejutnya begini, bahwa saya, 38 tahun yang lalu saya pernah bersumpah"
Karenanya ke depan KAMI akan mendatangi sejumlah institusi negara untuk menyampaikan aspirasinya sesuai dengan koridor yang disediakan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Kita mungkin dalam waktu dekat akan mendatangi MPR, DPR, DPD, MK ,dan jalur-jalur konstitusi lain yang disediakan Undang-Undang Dasar akan kami tempuh," kata Yani.
• Kabar Terbaru Kasus Siswi SMP Pembunuh Bocah 5 Tahun, Vonis Sudah Diputuskan Hakim, Berapa Tahun?
Selain itu Yani juga membantah koalisi tersebut merupakan "barisan sakit hati".
"Ini bagian dari buzzer. KAMI dianggap kelompok barisan sakit hati, ingin kudeta, sakit jiwa. Kami betul sakit hati, sakit hati KAMI melihat rakyat tidak diurus sebagaimana mestinya. Kami sakit hati bagaimana rakyat tidak dapat bekerja tapi TKA masuk begitu mudah," kata Yani.
Selain Din, tokoh lainnya yang ikut dalam koalisi yakni mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dan Ketua Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 Rochmad Wahab Mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, mantan Ketua GNPF Bachtiar Nasir, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, hingga Rocky Gerung juga turut dalam kegiatan itu. KAMI dipimpin oleh tiga presidium, yakni Din, Gatot, dan Rochmad Wahab dan didukung oleh 150 deklarator lainnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kini Kritik Jokowi Setelah Sempat Diam, Gatot Nurmantyo Singgung Sumpah 38 Tahun Lalu dan di Kompas.com dengan judul "Jadi Deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo Singgung Ancaman Proxy War"