Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bincang Bola Virtual Tribun Timur

Pemain Yunior Juga Butuh Atmosfer Kompetisi

Padahal, dalam dunia sepak bola, kunci keberhasilan menuju jenjang era sepak bola profesional terletak pada pembinaan pemain usia dini hingga remaja.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Ilham Mulyawan Indra
TRIBUN TIMUR/M ABDIWAN
Tribun Timur kembali menggelar Bincang Bola Virtual dengan tema Tak Ada Kompetisi Yunior, Pemain ke Mana? Selasa (18/8/2020). 

#Bincang Bola Virtual Seri ke-12

Pemain Yunior Juga Butuh Atmosfer Kompetisi

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Akibat pandemi Covid-19, kompetisi yunior seperti Menpora Cup, Soeratin Cup hingga Elite Pro Academy (EPA) ditiadakan tahun ini.

Efeknya, pembinaan pemain muda juga ikut terhambat.

Hal ini dirasakan Akademi PSM Makassar di Kota Mamuju, Sulawesi barat dan Bank Sulselbar FC, klub Liga 3 yang juga fokus pembinaan.

Pembina Akademi PSM, Febrianto Wijaya mengibaratkan pembinaan itu seperti bersekolah karena ada kurikulumnya.

Untuk lolos, maka harus ada ujian.

“Nah ujiannya itulah kompetisi, mau tingkat provinsi atau nasional sekalipun. Masalahnya sekarang tak ada kompetisi, jadi tak ada ujian," kata Febri - sapaan akrabnya ketika tampil sebagai narasumber pada Bincang Bola Virtual Tribun Timur, Selasa (18/8/2020).

Tim Yunior PSM Makassar saat menghadapi Bali United di ajang Elite Pro Academy U-18 beberapa waktu lalu
Tim Yunior PSM Makassar saat menghadapi Bali United di ajang Elite Pro Academy U-18 beberapa waktu lalu (Website PSSI)

Mirisnya, di masa New Normal, PSSI sebagai organisasi yang membawahi sepak bola serta Kementerian Pemuda dan Olahraga justru fokus ingin melaksanakan lanjutan Liga 1.

Sementara kompetisi yunior tak ada kabar sama sekali.

Padahal, dalam dunia sepak bola, kunci keberhasilan menuju jenjang era sepak bola profesional terletak pada pembinaan pemain usia dini hingga remaja.

"Ibaratnya di SSB baik akademi maupun diklat, kita mengajarkan teknik, kurikulum, moral dan mental. Setelah mengajarkan, ada studi banding, yaitu uji tanding misalnya di luar kota, sehingga kita bisa melakukan monitoring dan evaluasi kekurangan dari kurikulum yang diberikan," tambahnya.

Karena itulah sukses tidaknya memunculkan pemain bakat hebat lahir dari pembinaan.

Sehingga ketika masuk ke jenjang senior, pelatih tak lagi mengajari dasar sepak bola ke pemain bersangkutan.

Ia menyinggung kondisi sekarang, PSSI membuat sebuah regulasi pelaksanan liga 1 akan diperkuat pemain junior, tapi pertandingan di bawahnya belum ada kejelasan u-20 u-18 atau u-16.

Bank Sulselbar FC lolos ke-16 Besar Liga Pelajar U-16 dengan status juara Grup G dengan mengoleksi 7 poin.
Bank Sulselbar FC lolos ke-16 Besar Liga Pelajar U-16 dengan status juara Grup G dengan mengoleksi 7 poin. (HANDOVER)
Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved