Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Makassar

Opsi Belajar Tatap Muka di Sulsel, 3 Jam Per Hari Hingga Peniadaan Aktivitas Kantin

Rancangan atau opsi yang akan dipilih oleh Disdik Sulsel yang saat ini mengemuka seperti pembatasan jam belajar dan juga jumlah peserta didik yang

Penulis: Alfian | Editor: Sudirman
Ist
Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Basri 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Plt Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Basri, menerangkan bahwa rencana pelaksanaan belajar tatap muka saat ini masih dalam pembahasan.

 Beberapa rancangan telah dibuat setelah berdiskusi dengan banyak pihak.

Rancangan atau opsi yang akan dipilih oleh Disdik Sulsel yang saat ini mengemuka seperti pembatasan jam belajar dan juga jumlah peserta didik yang dibatasi.

Sedangkan yang lainnya yakni mengikuti standar protokol kesehatan dan juga adanya ijin dari Pemerintah setempat serta pihak orangtua siswa.

“Salah satu yang mendasar itu, satu hari belajar 3,5 jam tapi berdasarkan saran internal itu baru 3 jam perhari, lama belajar 3 hari dalam sepekan," ujarnya.

"Kemudian isi kelas itu 50 persen, kalau 36 itu ditawarkan hanya setengah dari 36 itu. Kemudian itu nanti menjadi acuan dan bersinergi dengan sekolah,” paparnya

Selain itu, guna menghindari adanya kontak dekat antara peserta didik di sekolah nantinya, Disdik Sulsel akan secara tegas meniadakan sejumlah aktivitas di luar aktivitas belajar mengajar.

Semisal aktivitas atau ketersediaan kantin hingga kegiatan ekstra kulikuler.

“Berdasarkan diskusi juga, di sekolah itu tidak ada aktivitas kantin, 3 jam itu tidak ada waktu berinteraksi antar kelas, tidak ada ekskul. Setiap kelas harus ada tempat cuci tangan dan sabun sebelum masuk dan keluar dari kelas,” terangnya.

Begitupula semua warga sekolah harus menggunakan masker. Kemudian diukur suhu tubuhnya.

"Tapi sekali lagi ini baru konsep, alhamdulillah ada kegiatan diskusi ini bisa menjadi masukan juga nanti,” tutupnya.

Disarankan Bertahap

Masa belajar daring tingkat PAUD hingga SMA/SMK diperpanjang hingga 22 Agustus 2020.

Banyak pihak termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan hingga orangtua siswa, berharap belajar daring ini tak lagi diperpanjang alias kesempatan belajar tatap muka sudah bisa dilakukan.

Meski begitu, belajar tatap muka di sekolah baru bisa dilakukan jika memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan.

Diantaranya daerah yang bersangkutan harus berstatus zona hijau Covid-19, serta adanya kesiapan sekolah dalam penerapan protokol.

Hanya saja Dewan Pendidikan Sulsel menyarankan rancangan belajar tatap muka dilakukan secara bertahap.

Dr Adi Suryadi Culla selaku Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, menyebut pelaksanaan tahapan belajar daring secara bertahap dibutuhkan agar tak terjadi kekeliruan ataupun kesalahan fatal nantinya.

“Saya berpikir secara selektif, bahwa pembelajaran ini bisa dilakukan dengan rumusan yang baik. Ada beberapa opsi bisa diambil, dengan tetap penegakan protokol kesehatan tapi bagaimana berikutnya penegakan protokol kesehatan ini harus dilakukan dan bisa menjamin dilakukan, tapi kenyataannya sulit ditegakan,” terangnya saat menjadi narasumber pada webinar Dialog Pendidikan, Senin (17/8/2020).

Tahapan yang dimaksud yakni tidak secara 100 persen konsep belajar tatap muka kembali dilakukan seperti sediakala.

Beberapa opsi yang disarankan semisal melakukan kesiapan awal berupa pra-kondisi.

Selain itu memastikan sekolah yang akan menjalankan pembelajaran tatap muka siap secara institusi dan fasilitas menjalankan protokol kesehatan. Termasuk kesiapan para tenaga pengajar.

“Yang sangat serius dari itu semua yakni dukungan dan persetujuan orangtua, ini elemen yang sangat penting. Makanya peran komite sekolah ini perlu digerakkan untuk dialog drngan pihak sekolah, karena ini soal pertanggung jawaban publik,” sambungnya.

Hal senada disampaikan Prof Arismunandar, bahwa beberapa hal perlu dipertimbangkan untuk pelaksanaan belajar tatap muka.

Selain kesiapan sekolah, Guru Besar Universitas Negeri Makassar (UNM) yang kini menjabat di Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah juga menyinggung soal pilihan mata pelajaran yang diprioritaskan.

“Jika memang waktu belajar nanti semisal hanya tiga jam sehari da nada pembatasan Cuma belajar tiga hari sepekan, saran saya mata pelajaran yang praktikum bisa didahulukan,” harapnya.(tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved