Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fakta di Balik Kisah Mahasiswa UIN dari Keluarga Miskin,Bayar UKT Pakai Uang Receh tapi Ditolak Bank

Fakta di Balik Kisah Mahasiswa UIN dari Keluarga Miskin, Bayar UKT Pakai Uang Receh tapi Ditolak Bank

Editor: Ilham Arsyam
instagram
Fakta di Balik Kisah Mahasiswa UIN dari Keluarga Miskin, Bayar UKT Pakai Uang Receh 

Awalnya, Saeful sangsi dengan celengan keluarganya yang hanya berisi uang logam pecahan Rp 1.000 itu.

Namun setelah dihitung seharian lebih, ternyata uang logam itu cukup untuk membayar UKT sebesar Rp 3,5 juta.

"Yasudahlah dicoba buka celengan, awalnya enggak yakin sampai ada Rp 3,5 juta. Akhrinya dihitung duitnya, pagi-pagi sudah dapat Rp 1,2 juta. Ngitungnya juga pegel, ditinggal tidur. Eh diterusin sama ibu, Ini sudah selesai, dan cukup," ujarnya.

Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Saeful belum juga membayarkan UKT semester limanya karena ditolak pihak bank.

Saeful mengunggah kisahnya bayaran menggunakan uang logam itu dalam bentuk cuitan di Twitter.

Cuitan itupun viral dan mendapat banyak tanggapan dari ribuan netizen.

Berat Sampai 17,5 Kilogram

Seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Saeful Margasana viral di media sosial, usai mengunggah kisahnya membayar uang kuliah tunggal (UKT) menggunakan uang logam pecahan Rp 1.000, ke media sosial Twitter.

Dalam cuitan di akun Twitternya @hewanberbicara itu, Saeful menceritakan secara runut dari mulai kendalanya membayar uang kuliah hingga memecahkan celengan yang berisi uang logam itu.

Tak berhenti sampai situ, Saeful juga menceritakan perjuangannya membawa uang logam yang sangat banyak itu ke bank hingga ditolak oleh teller bank.

TribunJakarta.com menghubungi Saeful untuk mengonfirmasi kisahnya itu.

Mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) itu menuturkan, mulanya Saeful kesulitan bayar uang kuliah sebesar Rp 3,5 juta karena orang tuanya terdampak Covid-19 secara ekonomi.

Ibunya seorang penjual gorengan di sekolah, sedangkan sekolah ditutup saat pandemi Covid-19 ini.

Ayahnya merupakan montir sepeda motor yang melayani jasa tambal ban.

Karena pendapatan menurun, keluarga yang tinggal di Cisoka, Kabupaten Tangerang itu memutuskan untuk membongkar celengan logam mereka.

"Akhirnya ada tabungan dibukalah itu, hari Rabu kalau enggak salah," ujar Saeful melalui sambungan telepon, Sabtu (15/8/2020).

Saking banyaknya uang logam tabungannya, Saeful sampai menimbang dan beratnya mencapai Rp 17,5 kilogram.

Tidak sanggup membawa sendiri, Saeful meminta tolong teman untuk membantunya membawa uang hasil tabungan keluarga itu ke bank.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved