Tribun Luwu Utara
Hutan di Wilayah Hulu Sudah Terbuka, Warga Masamba Lutra Diminta Waspada
Selain memaparkan kondisi daerah bencana, PVMBG Badan Geologi KESDM juga memberikan rekomendasi teknis.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Sudirman

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), merilis kondisi daerah bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Luwu Utara yang terjadi, Senin (13/7/2020) lalu.
Selain memaparkan kondisi daerah bencana, PVMBG Badan Geologi KESDM juga memberikan rekomendasi teknis.
Kepala Tim Tanggap Darurat PVMBG Badan Geologi KESDM, Agus Budianto dalam keterangan tertulis mengatakan, karakteristik morfologi aliran sungai banjir bandang berada di kawasan pegunungan berhutan lebat dan area tangkapan hujan.
"Wilayah tersebut membuka ke arah tenggara, pada wilayah pedataran alur Sungai Radda berbelok ke arah selatan dan aliran Sungai Kula menyatu dengan Sungai Masamba yang melewati Kota Masamba," jelas Agus, Sabtu (15/8/2020).
Kondisi daerah bencana yang kedua adalah perbukitan bergelombang tinggi dengan kemiringan lereng terjal lebih dari 30 derajat.
Dengan elevasi puncaknya di zona tangkapan hujan berkisar dari 175-1400 meter dari permukaan laut (mdpl).
Kemudian Pegunungan Buttu Lero 1220 mdpl merupakan puncak tertinggi di area tangkapan hujan Sungai Radda.
Sedangkan titik tertinggi di area tangkapan hujan di Sungai Kula adalah puncak Pegunungan Buttu Magandang 1453 mdpl.
Lembah sungainya dicirikan lembah sungai sempit berbentuk V, bagian tengah merupakan wilayah perbukitan bergelombang rendah sampai sedang 5 derajat-20 derajat dengan ketinggian 50-175 mdpl.
"Pada wilayah pedataran berkemiringan lereng 0-5 derajat dengan ketinggian <50 mdpl. Pada bagian tengah dan pedataran, morfologi lembah sungai di bagian hilirnya berubah bentuk menjadi lembah lebar berbentuk U," jelas Agus.
Agus juga menyampaikan rekomendasi teknis.
"Mengingat wilayah di hulu sungai telah hutan terbuka, terdapat potensi bencana berulang terjadinya gerakan tanah dan banjir bandang, maka PVMBG merekomendasikan untuk peningkatan kewaspadaan masyarakat yang berada di sekitar lokasi bencana," katanya.
Ia juga meminta aliran air sungai tetap lancar dan mengalir pada alur sungai yang terbentuk sekarang, dan perlu kegiatan normalisasi alur sungai, dengan agenda rutin pengerukan sedimentasi di alur sungai yang mendangkal.
"Lestarikan hutan yang ada dan tidak mengalih fungsikan lahan hutan hulu sungai minimal wilayah tangkapan hujan pada batas Desa Meli dan Desa Lero/Maipi," tuturnya.
Juga pemindahan permukiman pada daerah terdampak, tidak mengembangkan infrastruktur vital strategis.
"Permukiman atau sarana publik di sekitar aliran sungai terdampak banjir bandang terutama yang berhulu di daerah perbukitan yang rawan longsor dan alur sungai terdampak banjir bandang, masyarakat setempat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah atau BPBD setempat," jelas Agus.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi