Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Bulukumba

Anaknya Meninggal 'Ditelantarkan' Dokter, Manajemen RSUD Bulukumba Bakal Dituntut Keluarga Pasien

Putri keduanya, Andi Rasti Dwi Rahayu, baru saja meninggal dunia, Jumat (7/8/2020) lalu, saat berjuang dalam proses persalinan.

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/FIRKI
Andi Haris Ishak (kanan) bersama menantunya Irsan Adi Musbar (kiri), saat menggelar konferensi pers di kediamannya, di Ela-ela, Kecamatan Ujung Bulu, Bulukumba, Selasa (11/8/2020). 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Duka masih menyelimuti keluarga Andi Haris Ishak, mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Bulukumba.

Putri keduanya, Andi Rasti Dwi Rahayu, baru saja meninggal dunia, Jumat (7/8/2020) lalu, saat berjuang dalam proses persalinan.

Suami almarhumah, Irsan Adi Musbar, belum dapat berbicara banyak.

Ia lebih banyak menunduk, terdiam, dengan mata berkaca-kaca, saat melakukan konferensi pers, Selasa (11/8/2020).

Yang banyak menjelaskan kronologis kematian Rasti, adalah Andi Haris Ishak.

Ishak mengaku telah ikhlas atas kepergian putrinya, Rasti. Ia percaya, semua itu atas kehendak Tuhan, sang pemberi kehidupan.

Namun, yang ia sayangkan adalah pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulthan Dg Radja Bulukumba, yang ia nilai tidak layak.

Di depan wartawan, ia kemudian merunut kronologis kejadian sebelum anaknya menghembuskan nafasnya untuk selamanya.

"Anak saya awalnya di rawat di RSIA Yasira, namun di rujuk, Kamis (6/8/2020) malam ke RS Sulthan Dg Radja. Karena katanya sudah lewat hari dan bayinya besar," jelas Andi Ishak.

Singkat cerita, Rasti telah dipindahkan dan telah berada di ruang observasi bersalin RSUD Sulthan Dg Radja Bulukumba.

Semalaman ia dan suaminya berada di ruang bersalin tersebut, tanpa pemeriksaan dokter hingga memasuki Jumat (7/8/2020) pagi.

Padahal Rasti sudah dirujuk dalam keadaan darurat, dan memerlukan tindakan medis sesegera mungkin.

Namun, bukannya dibuatkan agenda operasi, Rasti malah diinduksi atau diberikan obat perangsang untuk kelahiran dan persalinan.

Padahal saat diagnosa awal di RS Yasira, kata Ishak, anaknya sudah tidak memungkinkan untuk melahirkan normal.

"Kenapa diinduksi lagi. Berarti ada indikasi untuk dipaksakan normal, padahal kan sudah tidak mungkin, karena anaknya besar dan juga sudah lewat harinya," jelas Ishak.

Beberapa saat kemudian, terjadi kepanikan di ruang observasi persalinan. Irsan, suami Rasti, kaget karena istrinya merasakan kesakitan parah.

Dokter yang berjaga saat itu belum ada, yang ada hanya bidan. Irsan berteriak tiga kali meminta pertolongan, dan dokter kemudian hadir di ruang observasi.

Namun, tidak ada langkah nyata yang dilakukan oleh dang dokter, hingga Rasti dinyatakan sudah tak bernyawa.

Tak sampai disitu, anak yang di kandung Rasti sebenarnya masih hidup, saat diperiksa, jantungnya masih berdetak.

Menurut Ishak, suami Rasti sudah meminta dokter untuk menyelamatkan anaknya, karena saat Rasti meninggal masih ada tanda kehidupan dari sang anak.

Namun, permintaan Irsan tak mendapat respon baik oleh sang dokter.

"Sambil memegang pundak menantu saya, dokternya bilang, 'masa mau dikasi begitu istrita'. Seperti inikah profesionalnya dokter kandungan. Berarti ini ada indikasi sengaja untuk membunuh cucu saya," jelas Ishak dengan nada meninggi.

Akibat kejadian itu, Ishak mengaku bakal menuntut manajemen rumah sakit dan juga oknum dokter berinisial RS.

Dalam waktu dekat, ia bakal melaporkan kejadian itu ke Polda Sulsel, Polres Bulukumba dan juga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Ia mengaku, laporannya tersebut bukan karena tak ikhlas atas kepergian anak dan cucunya.

Melainkan agar pelayanan rumah sakit semakin baik dan tak ada lagi korban-korban selanjutnya.

Karena dari data yang ia peroleh, dokter tersebut bukan kali pertama melakukan tindakan yang fatal.

"Jadi upaya hukum pertama akan laporkan ke Polda dan Polres, laporkan ke IDI. Ini sudah tidak sehat, tidak boleh ada dokter seperti itu," pungkasnya. (TribunBulukumba.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved