Tribun Bulukumba
Anaknya Meninggal 'Ditelantarkan' Dokter, Manajemen RSUD Bulukumba Bakal Dituntut Keluarga Pasien
Putri keduanya, Andi Rasti Dwi Rahayu, baru saja meninggal dunia, Jumat (7/8/2020) lalu, saat berjuang dalam proses persalinan.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
Beberapa saat kemudian, terjadi kepanikan di ruang observasi persalinan. Irsan, suami Rasti, kaget karena istrinya merasakan kesakitan parah.
Dokter yang berjaga saat itu belum ada, yang ada hanya bidan. Irsan berteriak tiga kali meminta pertolongan, dan dokter kemudian hadir di ruang observasi.
Namun, tidak ada langkah nyata yang dilakukan oleh dang dokter, hingga Rasti dinyatakan sudah tak bernyawa.
Tak sampai disitu, anak yang di kandung Rasti sebenarnya masih hidup, saat diperiksa, jantungnya masih berdetak.
Menurut Ishak, suami Rasti sudah meminta dokter untuk menyelamatkan anaknya, karena saat Rasti meninggal masih ada tanda kehidupan dari sang anak.
Namun, permintaan Irsan tak mendapat respon baik oleh sang dokter.
"Sambil memegang pundak menantu saya, dokternya bilang, 'masa mau dikasi begitu istrita'. Seperti inikah profesionalnya dokter kandungan. Berarti ini ada indikasi sengaja untuk membunuh cucu saya," jelas Ishak dengan nada meninggi.
Akibat kejadian itu, Ishak mengaku bakal menuntut manajemen rumah sakit dan juga oknum dokter berinisial RS.
Dalam waktu dekat, ia bakal melaporkan kejadian itu ke Polda Sulsel, Polres Bulukumba dan juga Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Ia mengaku, laporannya tersebut bukan karena tak ikhlas atas kepergian anak dan cucunya.
Melainkan agar pelayanan rumah sakit semakin baik dan tak ada lagi korban-korban selanjutnya.
Karena dari data yang ia peroleh, dokter tersebut bukan kali pertama melakukan tindakan yang fatal.
"Jadi upaya hukum pertama akan laporkan ke Polda dan Polres, laporkan ke IDI. Ini sudah tidak sehat, tidak boleh ada dokter seperti itu," pungkasnya. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi