Sekolah Tatap Muka
Masih Zona Merah Corona, Sekolah di Polman Belum Terapkan Proses Belajar Tatap Muka
Di Sulawesi Barat sesuai Keputusan Bersama (KSB) empat Menteri, hanya Mamuju Utara yang dianggap bisa menerapkan proses belajar tatap muka.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Hasriyani Latif

TRIBUNPOLMAN.COM, POLEWALI - Sejumlah daerah di Indonesia sudah mulai menerapkan proses belajar mengajar secara tatap muka.
Di Sulawesi Barat sesuai Keputusan Bersama (KSB) empat Menteri, hanya Mamuju Utara yang dianggap bisa menerapkan proses belajar tatap muka.
Itu karena Mamuju Utara atau Kabupaten Pasangkayu dianggap sebagai zona hijau paparan covid-19.
Secara khusus Kabupaten Polewali Mandar yang dianggap signifikan penambahan kasus terkonfirmasi covid-19 setiap harinya, dianggap masih berada pada zona merah.
Hingga hari ini, Gugus Tugas Covid-19 Sulbar mencatat 92 kasus terkonfirmasi corona, terdiri dari pasien yang dirawat 21 orang, karantina mandiri 14 orang, sembuh 54 orang, dan meninggal 3 orang.
Dari data itu, Polewali Mandar dinyatakan terbanyak kasus terkonfirmasi Covid-19 di Sulbar, disusul Kabupaten Mamuju 90 kasus.
Dengan begitu, proses belajar di Polewali Mandar belum diperbolehkan dilakukan secara tetap muka sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mandar, Hj Andi Nursami Masdar, Senin (10/8/2020) menjelaskan, sesuai pengumuman Menteri Pendidikan terkait keputusan bersama empat menteri, yang dimungkinkan melakukan proses belajar tetap muka adalah daerah yang kategori zona kuning dan hijau.
Sementara secara umum Sulawesi Barat masih kategori zona oranye, sehingga dianggap belum layak melakukan proses belajar tatap muka.
"Apalagi Polewali, kita masih zona merah jadi belum layak untuk itu," ujarnya.
"Sedangkan yang zona hijau ini, harus lebih dulu meminta izin ke gugus tugas, apa memungkinkan atau tidak," sambungnya.
Olehnya itu, proses belajar di Polewali tetap dilakukan dengan cara Belajar Dari Rumah (BDR) dengan beberapa metode.
Di antaranya belajar dalam jaringan (Daring), belajar luar jaringan (Luring), serta belajar per kelompok.
"Untuk belajar kelompok itu, dilakukan oleh lima peserta didik setiap kelompoknya," lanjutnya.
Adapun metode belajar kelompok dilakukan bagi peserta didik yang dianggap tidak memiliki fasilitas android dan internet.(*)
Laporan Wartawan tribun-timur.com, @sammy_rexta