Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rusli, Murid Baru SMPN 27 Makassar Akhirnya Punya Smartphone

Bukan karena tidak mau, melainkan kondisi ekonomi yang tidak memungkinannya membeli ponsel android.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Rusli (13), siswa kelas satu SMP Negeri 27 Makassar bersama ibunya Rusni (42) saat ditemui di rumahnya, Tanggul Patompo, Kectamatan Tamalate, Makassar, Jumat (7/8/2020) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rusli (13) warga Jl Tanggul Patompo, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Anak kedua dari lima bersaudara pasangan pasangan Rudi Dg Santa (32) dan Rusni Dg Baji (42) itu belum lama ini dinyatakan lulus sebagai siswa baru di SMP Negeri 27 Makassar.

Ia pun harus mengikuti proses belajar daring lantaran Pandemi Covid-19.

Namun, nasib Rusli tak sebaik siswa lainnya. Keinginan ikut belajar daring dari rumah menggunakan ponsel android tidak dapat dipenuhi orang tuanya.

FOTO: Tak Punya HP, Rusli Murid Baru SMPN 27 Makassar Terpaksa ke Sekolah

Sebab, sang ayah Rudi yang hanya buruh harian lepas tidak memiliki ponsel.

Bukan karena tidak mau, melainkan kondisi ekonomi yang tidak memungkinannya membeli ponsel android.

Terlebih kondisi Pandemi Covid-19 yang belum usai membuat sang ayah Rudi, kurang kebagian job alias lebih sering di rumah.

Jangankan membeli ponsel, untuk kebutuhan sehari-hari pun, Rudi dan istrinya Rusni kerap kurang terpenuhi.

"Ini sudah adami satu minggu lagi bapaknya (Rudi) tidak ada panggilan, kah buruh lepas ji kasihan. Itupun kalau dapatki kerja biasa bawa pulang Rp 50-an ribu'ji," kata ibu Rusli, Rusni ditemui Jumat (7/8/2020) siang.

Akibat kondisi itu, sang istri Rusni, pun harus ikut membanting tulang mencari barang bekas untuk dijual ke pengepul.

"Kemarin, waktu pulang antar'ki ke sekolah (Rusli) saya pergi'mi cari gelas plastik bekas, baru kujual, untuk tambah-tambah di dapur," ungkap Rusni.

Tidak jarang, kata Rusni, ia bersama suami dan lima anaknya hanya mengonsumsi nasi dan sayur lantaran tak sanggup membeli lauk.

Kondisi itu pun membuat Rusli sang anak harus mengelus dada. Di saat siswa lainnya belajar daring dari rumah menggunakan ponsel, anak kedua dari lima bersaudara itu, harus berjalan kaki sejauh satu kilometer ke sekolahnya.

Ia harus mengikuti pelajaran daring langsung di laboratorium komputer sekolah lantaran tidak memiliki ponsel.

Belajar seorang diri di laboratorium komputer sekolah dijalani Rusli selama tiga hari terakhir.

Kondisi itu, membuat seorang dermawan memberinya ponsel untuk digunakan belajar daring seperti siswa lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved