Deretan Kisah Parpol yang Pecah Selama Era Jokowi, Mulai Golkar hingga Berkarya
Belakangan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memilih mengesahkan Partai Berkarya yang dipimpin Muchdi PR.
Kendati demikian, Hanura gagal lolos ke parlemen karena tak mencapai ambang batas parlemen.
Adapun, Sarifuddin Suding pada Pemilu 2019 maju lewat Partai Amanat Nasional dan terpilih sebagai anggota DPR.
Partai Berkarya pecah setelah sejumlah kader menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 11 Juli 2020.
Munaslub itu melahirkan Muchdi Purwoprandjono sebagai ketua umum dan Badaruddin Andi Picunang sebagai sekretaris jenderal.
Bahdaruddin mengklaim pelaksanaan Munaslub yang digelar Presidium Penyelamat Partai adalah legal atau resmi.
Namun, kubu Tommy Soeharto menolak hasil Munaslub tersebut.
Ketua DPP Partai Berkarya (kubu Tommy) Vasco Ruseimy mengatakan, Munaslub yang digelar Presidium Penyelamat Partai itu ilegal.
Sebab seluruh kader yang tergabung di dalamnya, termasuk Muchdi, telah diberhentikan dari partai.
Pemberhentian itu diputuskan dalam Rapat Pimpinan Nasional Partai Berkarya yang digelar 8 Juli.
Namun, Menteri Hukum dan HAM akhirnya mengesahkan Partai Berkarya kepengurusan Muchdi Pr dan Badarudin.
Badaruddin mengatakan, SK tersebut diterbitkan Kemenkumham pada 30 Juli 2020 dengan Nomor M.HH-17.AH.11.01 TAHUN 2020.
Sebelum dualisme ini terjadi, Tommy Soeharto dan Muchdi Pr memang sempat mengalami perbedaan pandangan dalam pilpres 2019.
Saat itu, Tommy membawa partainya mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Namun Muchdi justru mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dari Golkar hingga Berkarya, Ini Kisah Parpol yang Pecah Selama Era Jokowi"