Deretan Kisah Parpol yang Pecah Selama Era Jokowi, Mulai Golkar hingga Berkarya
Belakangan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memilih mengesahkan Partai Berkarya yang dipimpin Muchdi PR.
TRIBUN-TIMUR.COM - Partai Berkarya pecah. Partai politik yang baru berdiri pada 2016 lalu itu kini terbagi ke dalam dua kepengurusan.
Kepengerusan yang dipimpin Tommy Soeharto dan Muchdi PR.
Belakangan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly memilih mengesahkan Partai Berkarya yang dipimpin Muchdi PR.
Namun, bukan Partai Berkarya saja yang mengalami perpecahan di era Presiden Joko Widodo.
• KISAH Ayah Nekat Curi HP untuk Anak Belajar Online, Ditemukan saat Makan Mie di Gubuk Kecil
• VIDEO: Relawan Banjir Bandang Luwu Utara Demo Penanganan Sampah di Pengungsian Meli
Sebelumnya, ada tiga partai lain yang mengalami nasib serupa, mulai dari Golkar, PPP hingga Hanura.
Berikut rangkumannya:
Golkar
Konflik Partai Golkar dimulai sejak akhir 2014 lalu, tak lama setelah Joko Widodo-Jusuf Kalla terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
Saat itu, Aburizal Bakrie terpilih sebagai ketua umum untuk kedua kalinya dalam Musyawarah Nasional di Bali.
Namun, kader yang tak terima dengan hasil Munas tersebut membuat Munas tandingan di kawasan Ancol, Jakarta.
Dalam Munas Ancol, terpilih Agung Laksono sebagai ketua umum.
Pada Maret 2015, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengeluarkan surat keputusan yang mengesahkan Golkar kubu Agung Laksono.
Saat itu, Golkar kubu Agung memang menyatakan dukungan untuk pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Sementara Golkar kubu Aburizal memilih sebagai oposisi. Namun konflik tak berhenti pasca keluarnya SK Menkumham.
Kubu Aburizal menggugat SK tersebut ke PTUN. Sejak saat itu terjadi konflik berkepanjangan antara dua kubu.