Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Musda Golkar Sulsel

Jelang Musda Golkar Sulsel, Pengamat: Koalisi dan Negosiasi Calon Ketua Bisa Selamatkan Perpecahan

Atas penundaan tersebut, dinamika politik pun semakin kencang di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Penulis: Alfian | Editor: Sudirman
Ist
Pengamat komunikasi politik Universitas Hasanuddin, Dr Hasrullah 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan, akhirnya diputuskan akan berlangsung awal Agustus 2020 mendatang.

Hal ini terjadi setelah panitia tak memperoleh izin pelaksanaan di Makassar.

Atas penundaan tersebut, dinamika politik pun semakin kencang di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Terlebih lagi empat calon yakni Taufan Pawe, Hamka B Kady, Syamsuddin Hamid dan Supriansah, sama-sama sudah menyetorkan syarat minimal dukungan dari para pemilik suara.

Seperti diketahui pada Musda nanti para calon Ketua memperebutkan 30 suara.

Sementara itu intrik-intrik sudah berlangsung diantaranya pengklaiman surat dukungan hingga pemecetan beberapa Sekretaris DPD II Kabupaten/Kota.

Kondisi yang makin "memanas" ini diharapkan tak berujung dengan perpecahan.

Pengamat komunikasi politik Universitas Hasanuddin, Dr Hasrullah, menyebut salah satu opsi terbaik yakni munculnya keinginan berkoalisi dan negosiasi antar calon ketua.

"Bisa dibayangkan jika empat calon ini memperebutkan 30 suara pasti terpecah," katanya, Selasa (28/7/2020).

Sementara sebagai Partai besar dan cukup tua, Golkar Sulsel diharapkan menjadi role model Perpolitikan di Sulsel dan Nasional.

"Kita harap ini tidak terjadi, dan kita mengapresiasi jika ini dilakukan secara politik yang sehat tanpa ada intrik-intrik," sambungnya.

Lebih lanjut, Wakil Dekan III Fisip Unhas itu menyebut bahwa dari empat calon ini memang memungkinkan terjadi koalisi diantara mereka sebelum masuk di arena pemilihan.

Dr Hasrullah melihat ada tiga kelompok lama yakni Taufan Pawe, Hamka B Kady dan Syamsuddin yang memungkinkan mereka saling berkoalisi.

"Politik itu ada namanya persahabatan, fanatisme dan kekerabatan dan ini bisa menjadi landasan munculnya koalisi," katanya.

"Secara teori kemungkinan ketiganya (Taufan Pawe, Syamsuddin Hamid, Hamka B Kady) memungkinkan ada koalisi, sementara Supriansah bisa masuk melakukan negosiasi ke para pendukung calon-calon ini," tutupnya.(tribun-timur.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved