Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Bandang di Luwu Utara

Krisis Air, Relawan Posko Meli Luwu Utara hanya Pakai Tisu Basah

Tidak sedikit pula, orang kurang nyaman kalau tidak mandi dalam sehari. Penyebabnya bau badan, kulit lengket karena debu keringat.

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM/CHALIK MAWARDI
Trans Sulawesi atau Jl Jenderal Sudirman di Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, belum dapat dilalui kendaraan hingga hari ke-13 pascabanjir bandang. 

TRIBUNLUTIM.COM, BAEBUNTA - Mandi sudah menjadi kebiasaan sebagian orang agar tubuhnya tetap segar dan harum.

Tidak sedikit pula, orang kurang nyaman kalau tidak mandi dalam sehari. Penyebabnya bau badan, kulit lengket karena debu keringat.

Di lokasi pengungsian banjir bandang Luwu Utara di Posko Meli, pengungsi dan relawan krisis air.

Air yang ditampung dalam tempat penampungan air atau tandon hanya untuk kebutuhan masak.

Itu pun airnya cepat habis, Posko Meli dihuni sekitar 480 kepala keluarga (KK) dari Desa Radda dan Meli yang mengungsi.

Untuk kebutuhan mandi pengungsi dan relawan masih sulit.

Kalaupun mau mandi, harus menempuh 6 kilometer pulang pergi dari Sungai Sarambu. Itupun harus pakai kendaraan.

Relawan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Luwu Timur memanfaatkan tisu basah bayi yang dibeli, untuk keperluan mandi.

Relawan menggosok tubuhnya dengan tisu basah agar debu dan bau badan yang menempel hilang.

"Ini alternatif saja karena air sulit di lokasi pengungsian, teman-teman pakai tisu basah" kata Ketua KNPI Luwu Timur, Hendrik Amir kepada TribunLutim.com, Minggu (26/7/2020).

"Kalau ada kendaraan, teman-teman pakai mandi di sungai. Atau mencari sumber air yang bisa dipakai mandi," imbuhnya.

Saat siang, cuaca panas terik dan berdebu di lokasi pengungsian.

Banjir bandang menerjang sejumlah wilayah di Luwu Utara pada Senin (13/7/2020) malam. 

Tepatnya di Desa Balebo Kecamatan Masamba dan Desa Radda, Kecamatan Baebunta.

Pasca banjir bandang, ratusan rumah tertimbun tanah, puluhan warga meninggal dan belasan hilang.

Jumlah KK yang terdampak 4.202 atau 15.944 jiwa. Meterial banjir bandang bercampur lumpur dan pasir.

Tercatat, total titik pengungsian di angka 39 titik. 20 diantaranya dibangun oleh Pemkab Luwu Utara.

Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved