Banjir Bandang Luwu Utara
Alih Fungsi Lahan Diduga Salah Satu Penyebab Banjir Bandang Luwu Utara
Banjir bandang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, telah menewaskan 38 orang dan 15 ribu orang mengungsi.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Banjir bandang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, telah menewaskan 38 orang dan 15 ribu orang mengungsi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut tiga penyebab banjir bandang.
Yakni hujan, alih fungsi lahan, dan faktor geologi.
Pusat Data Informasi dan Komunikasi Publik BNPB Raditya Jati melalui kanal YouTube mengatakan, penyebab pertama banjir bandang adalah curah hujan yang cukup tinggi.
"Kedua peralihan fungsi lahan. Ketiga sejarah patahan bumi yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu melemah sehingga mudah longsor," ujar Raditya, Kamis (23/7/2020).
Raditya memaparkan gambar alih fungsi lahan di kawasan Luwu Utara.
Gambar yang dia tampilkan adalah potret dari udara.
Menyoroti wilayah sekitar Bandara Andi Djemma Masamba
Pada 9 April 2017, belum ada galian dititik yang dia sorot.
Tanahnya masih berwarna hijau.
Kemudian pada 30 Oktober 2019, mulai muncul galian seluas kurang lebih 60 hektare.
Pada 30 Agustus 2019, galian tersebut masih ada.
Selanjutnya pada 14 Oktober 2019, galian itu sudah ditutupi oleh vegetasi.
Namun pada saat yang sama, muncul lagi galian baru di dekatnya seluas 26 hektare.