Sosok Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura Ternyata Berdarah Indonesia, Keturunan Minang

Memang, sedari kecil Zubir sudah tertarik dengan dunia musik. Dia giat berlatih secara otodidakn berbagai jenis alat musik dari drum, suling, gitar dan alat musik lainnya.

Musik yang dia mainkan tak pernah lepas dari nuansa musik melayu.

Semakin hari, skill bermusik Zubir semakin mumpuni. Ia pun mulai dikenal di kalangan masyarakat melayu hingga mendapat julukan Komponis dengan Jiwa Melayu Sejati.

Saat berada di Singapura, Zubir bernaung di bawah Grup Bangsawan. Grup ini adalah grup opera yang para pemaninnya adalah orang-orang Melayu.

Dari situ, tak berselang lama pada tahun 1936 Zubir pun meniti karier di perusahaan rekaman His Master's Voice.

Di sini, Zubir muda bertemu dengan perempuan Jawa penyanyi keroncong, yakni Tarminah Kario Wikromo.

Pertemuan itu memunculkan benih-benih asmara yang kian hari semakin kental.

Walhasil, hubungan keduanya pun semakin dalam. Hingga akhirnya di tahun 1938 keduanya memutuskan untuk menikah.

Zubir sempat memboyong istinya untuk kembali ke tanah kelahirannya, Bukittinggi sebelum Perang Dunia II meletus yakni tahun 1941.

Namun setelah Perang Dunia II berakhir, dan keadaan di tanah air masih panas dengan peperangan merebut kemerdekaan termasuk di tanah kelahirannya, ia pun memutuskan kembali merantau ke Singapura pada tahun 1947.

Kali ini, di Singapura ia bekerja sebagai fotografer untuk surat kabar Utusan Melayu.

2 Tahun kemudian, ia menjabat sebagai pemimpin perusahaan Shaw Brothers Malay Film Production.

Tiga tahun kemudian ia menjadi pengubah musik di salah satu perusahan penerbit film melayu, Cathay Keris, dan menjadi penulis lagu di film-film melayu.

Namanya makin tersohor di Singapura. Tahun 1957, untuk kali pertama karya musiknya dipentaskan secara terbuka di Teater Victoria, Singapura.

Setelahnya, pada tahun 1958 salah satu komposisi Zubir diresmikan sebagai lagu Singapura oleh Dewan Kota Singapura.