Majelis Telkomsel Taqwa-Laznas WIZ Sebar 1.000 Nasi Kotak di Kappuna Luwu Utara
Kegiatan itu menyasar pengungsi di Kampung Lontang, Kelurahan Kappuna, Masamba, tepatnya di Masjid Nurul Yakin.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) bersama Lembaga Amil Zakat Nasional Wahdah Inspirasi Zakat ( Laznas WIZ ) membagikan 1.000 makanan siap saji kepada korban banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara.
Kegiatan itu menyasar pengungsi di Kampung Lontang, Kelurahan Kappuna, Masamba, tepatnya di Masjid Nurul Yakin.
Di tempat tersebut, 103 jiwa dan 28 kepala keluarga mengungsi sejak delapan hari lalu.
• Pascabanjir Bandang, Jalan Trans Sulawesi di Radda dan Masamba Luwu Utara Mulai Dibuka untuk Umum
• Pengurus Vihara Cakrawala Dharma Indonesia Bantu Korban Bencana Masamba
• Presiden Jokowi Mau ke Masamba Luwu Utara, Pencarian Korban terkendala Mahluk-mahluk Menakutkan

Direktur Program dan Pemberdayaan Laznas WIZ selaku penanggung jawab relawan di lapangan Ridwan Umar mengatakan, makanan siap saji dimasak di posko induk WIZ yang berlokasi di Jl Kasim Kasmad, depan Perumahan Pinang Mas, Kompleks Masjid Al Khattabiy, Masamba.
Ia menuturkan, tak hanya bantuan makanan saja, kerja sama antara MTT dengan WIZ akan terus berlanjut lewat program kemanusiaan hingga proses pascarecovery mendatang.
"Alhamdulillah, MTT sudah bermitra dengan kami sejak kejadian gempa di Palu kemarin," ujar Ridwan, Rabu (22/7).
Mahluk Menyeramkan Ini Kerap Muncul Saat Tim Cari Korban Hilang di Luwu Utara
Basarnas Makassar bersama tim evakuasi masih melakukan pencarian terhadap korban hilang akibat banjir bandang di Masamba dan sekitarnya, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, masih ada 12 orang dinyatakan hilang. Kepala Pelaksana BPBD Luwu Utara, Muslim Muchtar mengatakan, pencarian dipusatkan di beberapa titik.
Diantaranya sepanjang aliran Sungai Masamba, Sungai Radda, dan Sungai Rongkong.
Tiga sungai penyebab banjir bandang daerah bertajuk Buma Lamaranginang.
Menurut Muslim, proses pencarian korban terkendala beberapa hal.
Seperti tingginya tumpukan material lumpur, potongan kayu, hingga Buaya di sepanjang aliran sungai.
"Pengakuan teman-teman relawan yang menyisir sungai menggunakan perahu karet, mereka kerap melihat buaya," kata Muslim, Senin (20/7/2020).
Keberadaan Buaya, sebut Muslim membahayakan keselamatan para relawan.
"Yang kita takutkan buaya menggigit perahu karet relawan," katanya.