Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabar Gembira untuk Prabowo, Militer Indonesia Tahun 2020 No 1 di Asia Tenggara & Urutan 16 di Dunia

Kabar Gembira untuk Prabowo, Militer Indonesia Tahun 2020 No 1 di Asia Tenggara & Urutan 16 di Dunia

Editor: Ilham Arsyam
ist
Militer Indonesia Tahun 2020 No 1 di Asia Tenggara & Urutan 16 di Dunia 

TRIBUN-TIMUR.COM - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari 3 matra: Angkatan Darat, Laut, dan Udara, memang memiliki ketangguhan luar biasa.

Sosoknya yang sangat gagah membuat TNI sangat disegani di mata dunia.

Sejak dulu hingga sekarang, TNI merupakan garda terdepan yang siap menyerang lawan.

Bahkan TNI disebut sebagai salah satu kekuatan militer terbaik di dunia.

Tidak percaya?

Coba tengok mengenai kekuatan militer negara di dunia yang dirilis oleh Global Firepower.

Dalam akun resminya, www.globalfirepower.com pada Minggu (10/5/2020) lalu, mereka kembali merilis negara-negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia.

Perilisan itu berdasarkan hasil survei yang menggunakan 55 parameter individual untuk menentukan skor PowerIndex suatu negara.

Jadi, tidak peduli apakah itu negara maju atau negara miskin, negara yang kuat secara teknologi, atau negara yang alami perang saudara, semua bisa masuk.

Dan survei ini juga tidak menghitung soal senjata nuklir.

Hasilnya, ada 138 negara yang diperhitungkan kekuatan militernya.

Dan hebatnya, Indonesia menempati posisi ke 16 di tahun 2020 ini.

Terlihat, Indonesia mengantongi PowerIndex (PwrIndx) 0,2544 dari 0,0000 PwrIndx yang dianggap sempurna.

Disebut juga bahwa Indonesia memiliki lebih dari 800 ribu anggota militer.

Dari data itu, maka Indonesia masih menjadi negara dengan kekuatan militer terkuat di Asia Tenggara.

Bahkan Indonesia berada di atas beberapa negara yang dikenal punya kekuatan militer yang hebat.

Contoh, Israel yang berada di posisi ke 18 dan Korea Utara yang berada di urutan ke 25.

30 Jenderal TNI Kini Dipimpin Menhan Prabowo Subianto
30 Jenderal TNI Kini Dipimpin Menhan Prabowo Subianto (dok/instagram @kemenhanri)

Walau begitu, sepertinya Indonesia belum puas.

Bahkan baru-baru ini, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan, Kementerian Pertahanan (Kemhan) memesan 500 unit kendaraan taktis (rantis) 4x4 produksi PT Pindad untuk kebutuhan pertahanan negara.

Hal itu juga guna mendukung industri dalam negeri.

"Kami ingin hidupkan industri dalam negeri."

"Kami ingin ciptakan lapangan kerja, kami ingin tingkatkan pendapatan bangsa kita," ujar Prabowo di Jakarta pada Kamis (16/7/2020), dikutip dari Antara.

Prabowo berharap 500 unit rantis yang dipesan pada tahap pertama dapat selesai pembuatannya pada bulan Oktober mendatang sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun TNI 5 Oktober 2020.

"Kami berharap bulan Oktober sudah selesai. Ya insya Allah (saat Ultah TNI)," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan dukungan dari Kemhan tersebut selaras dengan instruksi Presiden untuk mengembangkan industri dalam negeri.

Diharapkan dukungan tersebut juga dapat mendorong kemajuan PT Pindad.

"Jadi memang Presiden ingin industri dalam negeri dibangkitkan ya, kami dukung dari sektor pertahanan," kata Prabowo.

Namun, Prabowo tidak menutup kemungkinan mempersenjatai negara dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista) produksi asing.

"Ada beberapa yang kalau kami butuh dari luar negeri, ya kami cari dari luar negeri," katanya.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Militer Indonesia Sudah Jadi Nomor 1 di Asia Tenggara, Menham Prabowo Tetap Pesan 500 Unit Kendaraan Taktis.

 

Pesawat Tempur MV-22 Osprey Block C yang akan Dibeli dari Amerika Senilai
Pesawat Tempur MV-22 Osprey Block C dari Amerika Senilai (US Marine Corps)

INDONESIA akan menjadi negara ketiga setelah Amerika dan Jepang yang memiliki pesawat tiltrotor MV-22 Osprey Block C.

Hal ini menyusul persetujuan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat untuk rencana penjualan pesawat tersebut kepada Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, rencananya ada delapan pesawat yang akan dibeli, selain sejumlah perangkat lainnya dengan biaya mencapai 2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 28,9 triliun.

MV-22 Osprey Block C merupakan pesawat yang dikembangkan oleh Bell-Boeing, perusahaan patungan (joint venture) antara Boeing dan Bell Helicopter.

Keunggulan utama pesawat ini adalah masuk dalam jenis tiltrotor, yang memiliki kemampuan mendarat layaknya helikopter.

Di negeri Abang Sam (AS) itu, pesawat tersebut digunakan oleh Korps Marinir untuk mendukung misi operasi mereka.

Dilansir dari Naval Technology, pesawat ini dapat mengangkut 24 personel, serta kargo internal seberat 9 ton atau 6,8 ton kargo eksternal.

Varian terbaru dari Block C ini juga dilengkapi dengan sistem radar cuaca yang dapat meningkatkan kemampuan navigasi dalam cuaca buruk, serta sistem pengkondisian lingkungan yang dirancang ulang untuk meningkatkan kenyamanan awak pesawat.

Dilansir dari situs Boeing, kapasitas dan efektivitas yang diperluas dibangun ke dalam sistem Electronic Warfare, termasuk dispenser sekam atau suar tambahan, untuk meningkatkan kemampuan pesawat ini dalam menghalau setiap ancaman, baik yang datang dari udara maupun dari darat.

Pesawat ini menerapkan teknologi gabungan, yaitu pesawat tempur multirole yang menggunakan teknologi tiltrotor untuk menggabungkan kinerja vertikal helikopter dengan kecepatan jangakauan pesawat sayap tetap.

Dengan nasel dan rotor di posisi vertikal, pesawat ini dapat lepat landas, mendarat, dan melayang seperti helikopter.

Namun, setelah mengudara, nasel tersebut dapat diputar untuk mentransisikan menjadi pesawat turboprop yang mampu terbang dengan kecepatan tinggi.

Spesifikasi:

- Mesin: Two Rolls-Royce AE1107C, 6,150 shp (4,586 kW) each

- Panjang: Fuselage: 57.3 ft. (17.48.20 m); Stowed: 63.0 ft. (19.20 m)

- Width: Rotors turning: 84.6 ft. (25.78 m); Stowed: 18.4 ft. (5.61 m)

- Lebar: Nacelles vertical: 22.1 ft. (6.73 m); Stabilizer: 17.9 ft. (5.46 m)

- Diameter rotor: 38,1 ft (11,6 m)

- Vertical Takeoff Max Gross Weight: 52.600 lbs. (23.859 kg)

- Kecepatan terbang: 270 kts (500 km/h) SL

- Radius misi: 428 nm – MV-22 Blk C with 24 troops, ramp mounted weapon system, SL STD, 20 min loiter time

- Cockpit: 2 MV / 3 CV

Sebelumnya Amerika Hibahkan 14 Drone ScanEagle dan Upgrade 3 Helikopter Bell 412, Perkuat Alutsista TNI AL  

Indonesia mendapat hibah 14 drone ScanEagle dan upgrade (meningkatkan kemampuan) tiga unit Helikopter Bell 412 dari pemerintah Amerika Serikat (AS) guna memperkuat alat utama sistem senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

“Kami hadir di Komisi I DPR ini untuk menyampaikan permohonan persetujuan penerimaan hibah 14 drone Scan Eagle UAV dan upgrade Helikopter Bell 412 dari pemerintah AS,” kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono saat Rapat Kerja dengan Komisi I DPR, Rabu (26/2/2020).

Dilansir dari kemhan.go.id, pemerintah AS sejak tahun 2014 sampai 2015 menawarkan program hibah (FMF) kepada TNI, atas dasar itu, maka pada tahun 2017 TNI AL mengambil program FMF Hibah tersebut berupa Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan upgrade helikopter Bell 412.

Sesuai ketentuan dibentuklah tim pengkaji oleh Kemhan untuk melakukan penilaian apakah barang tersebut layak diterima dari aspek teknis, ekonomis, politis, dan strategis.

Dari kajian tersebut Kemhan memutuskan untuk menerima program hibah dimaksud.

Drone ScanEagle memiliki nilai US$28,3 juta, dibutuhkan TNI AL utk meningkatkan kemampuan ISR maritim guna memperkuat pertahanan negara.

ScanEagle adalah bagian dari ScanEagle Unmanned Aircraft Systems, yang dikembangkan dan dibangun oleh Insitu Inc., anak perusahaan The Boeing Company.

UAV didasarkan pada pesawat miniatur robot SeaScan Insitu yang dikembangkan untuk industri perikanan komersial.

Menurut laman Boeing, drone ScanEagle dapat beroperasi di atas 15.000 kaki (4.572 m) dan berkeliaran di medan perang untuk misi yang diperpanjang hingga 20 jam.

Drone dengan bobot maksimum tempat pilot diizinkan untuk lepas landas atau maximum takeoff weight (MTOW) 22 kg ini, digerakkan mesin piston model pusher berdaya 15 hp.

Kecepatan terbang jelajah ScanEagle berada di kisaran 111 km/jam dan kecepatan maksimum 148 km/jam.

Batas ketinggian terbang mencapai 5.950 m.

ScanEagle sanggup berada di udara dengan lama terbang (endurance) lebih dari 24 jam.

ScanEagle akan digunakan untuk melaksanakan patroli maritim, integrasi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian).

Untuk menerbangkannya, pilot drone harus menggunakan sistem rel peluncur, karena tidak dilengkapi sistem roda dan payung pendarat.

ScanEagle mendarat dengan menggunakan metode kabel penangkap (SkyHook) yang mengait bagian ujung sayap (winglet).

Sementara untuk upgrade peralatan Helikopter Bell 412 dengan nilai US$6,3 juta dibutuhkan TNI AL untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas dan meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

“Nantinya Drone ScanEagle ini akan digunakan oleh TNI AL untuk kepentingan khusus. Kita hanya keluar dana sekitar Rp10 miliar untuk mengintegrasikan dan memastikan keamanan data dari peralatan ini dengan Alutsista lainnya. Nanti PT LEN yang akan bertugas untuk integrasikan,” katanya.

Di kawasan Asia Tenggara-Pasifik, drone ScanEagle sudah digunakan oleh Angkatan Laut Singapura. Pengguna lainnya adalah AL dan Angkatan Darat Australia. Bahkan, ScanEagle milik Militer Australia telah teruji perang (battle proven) di Irak.

Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid mengatakan, Komisi I menyetujui Kementerian Pertahanan untuk menerima 14 drone ScanEagle UAV dan 3 unit helikopter Bell 412 dari Pemerintah Amerika Serikat.

"Jadi hari ini kita memberikan persetujuan kepada pemerintah dalam hal ini kementerian pertahanan, dalam pemberian hibah dari Amerika Serikat, dalam bentuk scan eagle UAV 14 unit, kemudian 412 helikopter equipment ada 3 unit," kata Meutya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Kendati demikian, Meutya memberikan catatan kepada pemerintah atas penerimaan hibah tersebut.

Ia meminta pemerintah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap alat utama sistem senjata (alutsista).

"Tentu barangnya diperiksa dulu, kelayakannya diperiksa dulu, kemudian juga misalnya alat deteksi dan lain-lain harus dibersihkan terlebih dahulu dari hibah tersebut," ujar dia.

Lebih lanjut, Meutya mengatakan, pemberian hibah dari Amerika Serikat kepada pemerintah Indonesia adalah hal yang wajar.

Sebab, kedua negara menjalin kerja sama dalam bidang pertahanan. Oleh karenanya, ia meminta publik tidak mencurigai pemberian hibah tersebut.

"Jadi tidak ada perlu kecurigaan yang berlebihan juga, tetapi kehati-hatian perlu. Jadi kita enggak usah berpikir dari sekarang 'Waduh nanti kalau barangnya bagaimana?' Saya rasa itu tidak strategis, saya rasa kita ambil positifnya dengan prinsip kehati-hatian," ucap dia.

Sebagian artikel ini dikompilasi dari Kompas.com dengan judul "Komisi I Setuju Pemerintah Terima Hibah 14 Unit drone ScanEagle dari Amerika Serikat"

Pindad Maung 4x4
Pindad Maung 4x4 (Dok. Pindad)

Maung 4x4 yang menjadi kendaraan taktis ( rantis) terbaru garapan PT Pindad (Persero) ternyata mendapatkan respons positif.

Setidaknya sudah ada 500 unit yang dipesan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan, pesanan 500 unit yang dilakukan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dilakukan sepanjang tahun 2020. Pengadaannya akan dilakukan secara bertahap.

"Sepanjang tahun ini 500 unit kita akan coba buatkan, diharapkan bisa terpenuhi karena sekarang kita sedang fokus persiapan produksi dan pengadaan komponennya," kata Abraham saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Abraham menjelaskan, unit yang sudah sempat diuji coba beberapa hari lalu sebenarnya masih berupa prototipe. Namun, dari segi desain dan konstruksi utama tidak akan ada perubahan dengan versi produksinya.

Penyempurnaan hanya akan dilakukan dari segi teknis serta kelengkapan dasar. Sementara untuk kisaran harga satu unit lengkap dengan spesifikasi militer tersebut sebesar Rp 600 jutaan.

"Harga Rp 600 jutaan, jadi spesifikasinya memang rantis ringan yang kami rancang untuk kebutuhan manuver cepat ketika penyergapan dan lainnya," kata Abraham.

Ketika ditanya soal apakah bisa terpenuhi 500 unit dalam waktu beberapa bulan, Abraham hanya mengatakan akan mengusahakan dengan baik.

Diharapkan dalam waktu dua bulan ke depan sudah bisa disuplai awal sebanyak 100-an unit.

"Kita upayakan sebaik mungkin ya, karena kondisi masih ada Covid juga. Kita lakukan bertahap, tidak langsung, jadi mungkin satu atau dua bulan pertama 100-an unit, lalu bertambah lagi di bulan berikutnya," ucap Abraham.

Prabowo Geber Maung

Menambah jajaran kendaraan taktis ( Rantis), PT Pindad (Persero) baru saja menyelesaikan produk terbarunya yang hadir dengan genre offroad berpengerak roda 4x4.

Mobil yang diberi nama Maung itu pun menjadi viral setelah Menteri Pertahanan ( Menhan) Prabowo Subianto menjajal langsung perfoma kendaraan tempur ini, di lintasan tanah, area Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/7/2020).

"Pada sore hari ini saya dan tim dari PT Pindad mencoba kendaraan Rantis 4x4 yang kami beri nama Maung," tulis Prabowo dalam akun Instagram miliknya.

Tak hanya itu, Prabowo juga menegaskan bila Kementerian Pertahanan ( Kemhan) akan terus mendukung upaya peningkatan produksi alutsista di dalam negeri.

Langkah tersebut dilakukan sebagai wujud dukungan program penelitian dan pengembangan, agar nantinya seluruh hasil produksi dalam negeri dapat mandiri secara utuh.

Ketika menghubungi Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose mengatakan, bila pengujian Rantis Maung 4x4 dilakukan langsung oleh Prabowo di lintasan tanah mulai dari yang sifatnya sedang sampai sedikit terjal bebatuan.

"Betul, kemarin bapak sendiri yang nyetir di kawasan Sentul. Jadi di tes pertama di lintasan biasa, lalu kita naik lagi ke jalur tanah yang lebih terjal," kata Abraham saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Abraham menjelaskan bila kelebihan utama dari Maung adalah diciptakan sebagai Rantis yang ringan dan praktis.

Namun demikian, dari segi kehandalan, mobil tersebut ampuh digunakan menjelajah di medan non-aspal atau offroad.

Sementara untuk di lintasan normal atau permukaan aspal, Abraham mengklaim Maung memiliki kemampuan handling dan manuver yang cukup baik.

Bahkan mesin turbo diesel yang digunakan juga sanggup digeber hingga 120 kpj.

"Jenisnya kita masukan ke Rantis ringan, pada dasarnya memang tipe militer tapi kami coba ubah konsepnya ke arah civilian type, jadi dua alam lah istilahnya," ucap Abraham.

Dalam pengujian yang dilakukan Prabowo, Abraham menjelaskan bila Pindad juga mendemonstrasikan Maung dalam beberapa aspek pengujian, dari jalan on road, paving, sampai bermain tanah di lintasan berbatu besar, tanjakan curam, jalan berlumpur serta dataran licin hingga sungai dangkal.

Pada medan yang sulit dilalui tersebut, Maung dapat melewati rintangan dan dikemudikan dengan handal.

Bahkan, Maung sengaja ditempatkan di jalur berlumpur dengan dominasi air untuk menguji kelincahan dan kehandalan di medan sulit dan licin.

Tidak hanya itu, Maung diklaim mampu bergerak taktis dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kenyamanan.

Pengujian pada medan datar meliputi beberapa indikator, mulai dari kecepatan, percepatan, manuver putar, manuver angka 8, pengereman, dan aspek keamanan.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Harga Rp 600 Juta Per Unit, 500 Rantis Maung Pindad Dipesan Prabowo"

 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved