BSMI Sulsel
Tim Medis BSMI Sulsel Bagi Masker & Sosialisasi Covid-19 di Tenda Pengungsi Korban Banjir Luwu Utara
Kali ini tim BSMI Sulsel tidak hanya memeriksa kesehatan korban, tetapi juga menggiatkan sosialisasi bahaya penyebaran virus covid 19 yang berbahaya.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Arif Fuddin Usman
Penyakit yang kerap muncul pasca bencana seperti ispa, diare atau amebiasis, asma, liptopirosis, gastritis, trauma, luka lecet dan memar, fraktur tulang, dan lain sebagainya.
Selain sosialisasi dan bagi masker, dalam kampanye bahaya Covid ini, tim kemanusiaan BSMI untuk Luwu Utara menyerahkan pula alat pelindung diri (APD) kepada tim Basarnas di posko BPDB di lokasi bencana.

“Jumlahnya tak banyak, kami hanya berharap walau sedikit, perhatian seperti itu bisa memotivasi rekan-rekan relawan dalam menjalankan tugasnya”, harap Sul.
Di hari ke tujuh misi kemanusiaannya di Luwu Utara, di samping sosialisasi bahaya Covid, BSMI juga masih melanjutkan kegiatan rescue.
Kegiatan ini dilakukan bersama relawan lainnya dalam pencarian korban hilang, dan pembersihan sisa banjir di beberapa lokasi terdampak.
Tim Rescue BSMI bersama relawan lain yang dikomandoi Basarnas menelusuri Daerah Aliran Sungai Masamba (Salu Kula) dan Radda yang merupakan pusat bencana.
Berdasarkan data Basarnas, hingga hari ke tujuh pasca banjir, masih terdapat 9 (sembilan) orang yang masih dalam pencarian atau belum terkonfirmasi selamat dari bencana.
Program Sanitasi dan Dapur Umum
Hari ketujuh, situasi di beberapa desa terdampak banjir masih belum pulih.
Meski tak ada lagi banjir susulan, keadaan rumah-rumah warga belum dapat dihuni karena masih tertimbun pasir bercampur lumpur setinggi 2 hingga 4 meter.
Sebagiannya bahkan hancur tak bersisa diterjang banjir pada 13 Juli 2020 malam.
Infrastruktur jalan sebagai akses menuju desa-desa terdampak juga mengalami rusak parah.
Keadaan ini dapat disaksikan pada jalan menuju dusun Petambua di Desa Radda, dan Desa Meli, Kecamatan Baebunta.
Begitupula akses ke desa di bagian dalam pegunungan Kecamatan Masamba seperti Desa Maipi.
Perbaikan pada kerusakan ini tampaknya akan memakan waktu lama.