Ansar Abdullah
Satu-satunya Kiper PSM, Beri 2 Tropi Juara di Dua Era Kompetisi, Sosok Ansar Abdullah Dulu dan Kini
Bermain pada posisi penjaga gawang di PSM Makassar, Ansar Abdullah terlibat dalam gelar juara era kompetisi Perserikatan dan era Liga Indonesia.
Penulis: Alfian | Editor: Arif Fuddin Usman
Di Liga Indonesia, Ansar secara reguler tetap menjadi kiper utama PSM.
Pada musim 1995-1996, ia kembali merasakan atmosfer final di Stadion Gelora Bung Karno.
Sayang, ketika itu PSM gagal juara setelah ditekuk Mastrans Bandung Raya 0-2.

Memasuki era Liga Indonesia, Ansar Abdullah membutuhkan waktu beberapa musim untuk kembali mengangkat tropi juara.
Tepatnya pada musim 1999-2000, kala itu ia bersama Hendro Kartiko menjadi kiper yang kerap silih berganti menjadi pilihan utama.
Pada partai final saat PSM menghadapi PKT Bontang, ia hanya duduk di bangku cadangan.
Namun ia menjadi bagian juara di era Perserikatan dan Liga Indonesia adalah pencapaian tersendiri baginya.
Laga Tak Terlupakan
Ansar pun melanjutkan cerita indahnya saat pertama kali bermain diajang Asian Cup Championship 1997/97 (kini Liga Champions Asia).
Meski langsung takluk dibabak awal dari Pohang Steelers dengan agregat 4-1, rupanya itu menjadi laga yang paling berkesan baginya.
"Laga paling berkesan di Stadion Mattoanging saat melawan klub Korea, waktu itu namanya masih Pohang Atom.
• Benteng Afrika Pertama PSM Beri Gelar Liga 2000, Charles Lionga Nikahi Wanita Sinjai, Kini di Kolaka
• Tembok Kokoh PSM Bareng Jack Komboy, 2 Kali Jadi Runner-up Ligina, Begini Kiprah Charis Yulianto?
Penonton membludak sampai di belakang gawang, beruntung saat itu belum ada aturan jadi penonton masih bisa begitu," ujar Ansar dikutip dari indosport.
"Sepanjang laga saya terus diserang sampai bertanya ke wasit kapan laga selesai. Cuma satu kali kami menyerang dan langsung cetak gol.
Sampai di Korea kami kalah 4-0, tapi menang 1-0 itu sudah luar biasa, Jacksen Tiago yang cetak golnya."

"Itu momen yang saya tidak bisa lupakan karena saya langsung dapat hadiah bonus dari Pak Nurdin Halid yang jadi manajer saat itu. Bonus kemenangan katanya dan khusus untuk Ansar saja," ungkapnya yang dilanjutkan dengan gelak tawa.