Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Bandang Masamba

Cerita Korban Banjir Bandang Masamba, Lihat Mobil Dihantam Banjir: Masih Ada Orangnya

Pasca banjir surut, rumah warga di wilayah itu tertimbun lumpur dan tanah. Ketinggian lumpur mencapai satu sampai dua meter lebih

Penulis: Ivan Ismar | Editor: Muh. Irham

1. Butuh Penerangan

Banjir bandang menerjang Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) Senin (1372020) malam.

Pasca banjir, ratusan rumah warga tertimbun lumpur, aliran listrik PLN terputus.

Warga yang masih bertahan di lokasi bencana gelap gulita.

Kini, warga membutuhkan bantuan penerangan sementara, seperti lilin dan sejenisnya.

Bukan hanya itu, warga juga krisis air bersih. Air bersih sangat dibutuhkan warga di lokasi bencana saat ini.

Warga Kelurahan Bone, Nildun mengatakan warga membutuhkan bantuan beras, mi instan dan lilin untuk penerangan.

"Bantuan beras, mi instan sama lilin kalau di daerah ku. Pakaian anak-anak butuh juga," kata Nildun, Rabu (15/7/2020).

Warga kata Nildun juga butuh pasokan air bersih untuk kebutuhan masak makanan dan keperluan minum.

Saat ini, pasokan air PDAM di wilayah yang diterjang banjir bandang tidak beroperasi alias tidak mengalir.

"Rata-rata warga di sini menggunakan PDAM, jarang yang punya sumur. Tidak mengalir mi air PDAM," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Luwu Utara, Muslim Muchtar mengatakan banjir terjadi akibat luapan tiga sungai besar.

Sungai Masamba, Sungai Radda, dan Sungai Rongkong.

Selain menelan korban jiwa, banjir juga mengakibatkan 15 ribu warga mengungsi.

Terbaru, BPBD Luwu Utara mengupdate jumlah korban meninggal akibat banjir bandang, Selasa (14/7/2020), malam.

Hingga malam ini, tercatat 13 orang yang dinyatakan meninggal dunia.(*/tribun-timur.com)

Halaman
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved