Pilwali Makassar
Tak Mau Rapid Tes, 400 PPDP Pilwali Makassar Mundur, 500 Reaktif Covid-19
Sebanyak 500 lebih Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar 2020 dinyatakan reaktif.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan tribun-timur.com, Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubal Badan Pengawas Pemilu Sulawesi Selatan (Bawaslu Sulsel), Saiful Jihad menyatakan, sebanyak 500 lebih Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar 2020 dinyatakan reaktif.
Saiful menjelaskan, berdasarkan surat edaran Komisi Pemilihan Umum (KPU), PPDP yang reaktif harus diganti.
“Sampai kemarin (Senin), khusus Makassar, sesuai laporan yang disampaikan anggota Bawaslu Makassar, ada 500 lebih PPDP dinyatakan reaktif,” katanya via pesan WhatsApp, Selasa (14/7/2020).
Tidak hanya itu, sekira 400 lebih mundur karena tidak mau mengikuti rapid tes. “Ini Makassar. Bagaimana daerah lain? Jadi KPU Makassar mesti mengganti petugas PPDP baru yang bebas Covid-19 hampir 1.000-an orang, sementara jadwal Coklit sudah mulai besok (hari ini),” katanya.
Tidak hanya itu kata Saiful, bencana alam juga mesti dihitung seperti kasus yang terjadi di Luwu Utara yang juga akan melaksanakan Pilkada Serentak 2020.
“Kasus banjir bandang yang melanda Lutra, tentu juga akan sangat berpengaruh pada agenda pelaksanaan Coklit yang jadwalnya mulai besok,” jelasnya.
“Disamping kendala yang disebutkan di atas, kendala lain yang perlu mendapat perhatian KPU RI yaitu beberapa kabupaten/kota petugas PPDP yang akan melakukan Coklit ada yang mundur,” jelasnya.
Sebelumnya, sebanyak 541 kecamatan terkendala coklit via online, Bulukumba satu di antaranya.(*)