Update Corona Mamuju
Pemakaman Janazah Pasien Covid-19 di Mamuju Kembali Dapat Penolakan Warga
Pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang meninggal kemarin sore di Mamuju, Sulbar, sempat mendapat penolakan oleh warga.
Penulis: Nurhadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU -- Pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang meninggal kemarin sore di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasiwa Timur, kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulbar, sempat mendapat penolakan oleh warga.
Pasien Covid-19 yang meninggal merupakan kasus 125 inisial RA (47) perempuan, beralamat di Jalan Tuna, Kecamatan Mamuju.
Meninggal sekitar pukul 18.30 Wita. Namun Pemakaman baru selesai tadi subuh sekitar Pukul.06.00 Wita akibat ada penolakan warga.
Warga beralasan khawatir akan tertular penyakit atau virus Corona. Sehingha terjadi dialog antara masyarakat dan gugus tugas membuat pemakaman molor sampai subuh.
"Masyarakat menolaknya karena Pemerintah kabupaten dan provinsi belum menyediakan lahan khusus pemakaman pasien covid-19. Ada lahan yang dihibahkan warga untuk pemakaman covid-19 tapi pihak pemerintah menolaknya,"kata kepala lingkungan Kasiwa Timur Abdul Razak kepada wartawan.
Namun atas nama kemanusiaan pemakaman jenazah covid-19, dilakukan TPU Kasiwa Timur dan warga berharap pemakaman pasien Covid ini yang terakhir.
"Kami berharap agar pemerintah segera menyediakan lahan untuk pasien covid-19 dan tidak ditempatkan TPU,"tambah Abdul Razak.
Ketua Koordinator Lapangan Tim Gugus Penanganan Pencegahan Covid-19 Mamuju, Muhammad Ali Rahman, berharap pemerintah provinsj segera menyeselsaikan status lahan untuk jenazah pasien corona sehingga tidak selalu terjadi penolakan.
"Hingga saat ini belum tersedia, itu menjadi kendala di lapangan saat ingin memakamkan pasien Covid-19. Kami tadi berdebat panjang dengan perwakilan masyarakat, terkait pemakaman almarhumah pasien Covid-19 yang meninggal sore kemarin,"katanya.
Dikatakan selama ini tim Gugus Tugas Provinsi selalu menjanjikan lahan pemakaman untuk pasien covid-19 namun statusnya hingga kini belum jelas.
"Itu yang menjadi kendala utama kami setiap ada pasien terpapar covid-19 meninggal dan ingin di makamkan kita selalu kebingunan karena lahan khusus tidak ada,"tutur Muhammad Ali Rachman.(tribun-timur.com).
