Ridwan Amiruddin
Hasil Rapid Test, Ketua Konsultan Penanganan Covid-19 Sulsel Prof Ridwan Umumkan Dirinya Reaktif
Prof Ridwan Amiruddin mengumumkan kondisinya saat ini baik baik saja dan menjalani isolasi mandiri sembari tunggu hasil PCR swab.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pakar Epidemilogi Universitas Hasanuddin Prof Dr Ridwan Amiruddin SKM MKes MSc PH mengumumkan dirinya berstatus reaktif berdasarkan hasil rapid test.
Atas hasil tersebut, Ridwan yang juga Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan langsung melakukan PCR swab.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas itu masih menunggu hasil tes PCR.
Ridwan mengumumkan kondisinya tersebut melalui akun pribadinya di Facebook, Jumat (10/7/2020) siang.
• Pasien Covid-19 Tambah 135 di Sulsel, 56 Orang dari Luwu Timur
Ia menulis kalimat singkat:
#Hasil Rapid test reaktif #menunggu hasil pcr. mohon doanya.
#saya baik baik saja dan isolasi mandiri.
Pesan Ridwan yang juga Ketum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Indonesia langsung mendapat respon dari berbagai pihak.
Mereka semua mendoakan kesembuhan Ridwan yang selama ini dikenal aktif memberi edukasi penangangan covid-19 terhadap berbagai pihak.
Ia juga rutin mengirim tulisan ke media ini berkait perkembangan covid-19 di Sulsel.
Beberapa jam setelah mengumumkan kondisinya, Prof Ridwan kembali melaporkan kondisi terkini Covid-19 di Sulawesi Selatan per hari ini, Jumat (10/7/2020).
Ia menulis begini:
Trend penurun reproduksi efektif (Rt) kasus covid-19 dari kisaran 0.98-1.02.
Jumlah kabupaten kota di Sulsel yang menjadi penyumbang terbesar semakin mengecil.
Misalnya; Makassar, Luwu Timur, Palopo, Gowa.
Sebelumnya Palopo sudah stabil, sekarang ada pergerakan kasus.
Kota yag masih perlu perhatian dengan Rt yang tinggi di antaranya adalah Luwu dengan Rt, 2.18. Luwu Utara (1.54), Luwu Timur (1.28).
Takalar cenderung menurun dengan posisi Rt 1.01.
Makassar sudah bergerak di bawah angka satu dengan Rt. 0.98.
Rapid Test dan PCR Swab
Rapid test bukanlah tes untuk mendiagnosis Covid-19. Rapid test hanyalah pemeriksaan penyaring atau skrining untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG yang dihasilkan tubuh ketika terpapar virus Corona.
Perlu diketahui, pembentukan antibodi IgM dan IgG membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa hingga 2–4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.
Oleh sebab itu, hasil negatif pada rapid test tidak bisa dijadikan penentu seseorang tidak terinfeksi virus Corona.
Hasil positif pada rapid test juga tidak bisa dijadikan penentu bahwa seseorang terinfeksi virus Corona.
Hal ini karena antibodi yang terdeteksi bisa saja IgM dan IgG yang dibentuk oleh tubuh karena infeksi virus yang lain, termasuk virus dari kelompok coronavirus selain SARS-CoV-2. Hasil seperti ini dikatakan hasil positif palsu (false positive).
Di sinilah pentingnya melakukan tes PCR. Tes PCR akan memastikan hasil dari rapid test.
Sampai saat ini, tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang dianggap paling akurat untuk memastikan apakah seseorang menderita COVID-19 atau tidak.
Salah satu perbedaan dari PCR swab dan rapid test adalah jenis sampel yang diambil. Rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah.
Metode rapid test memeriksa virus menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Antibodi tersebut terbentuk dalam tubuh saat kita mengalami infeksi virus.
Jadi, jika di dalam tubuh kita terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM dalam tubuh akan bertambah.
Hasil rapid test ini dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM dalam darah.
Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan reaktif ada infeksi virus.
Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis pasti yang menggambarkan infeksi COVID-19.
Maka, jika seseorang dengan hasil rapid test reaktif maupun non reaktif akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan PCR swab.
Pemeriksaan PCR swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan.
Dua area tersebut dipilih karena menjadi tempat virus menggandakan dirinya. Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat, sebab virus corona akan menempel di bagian dalam hidung atau tenggorokan saat masuk ke dalam tubuh.
Hasil akhir dari pemeriksaan PCR swab ini nantinya akan benar-benar memperlihatkan keberadaan virus SARS-COV2 di dalam tubuh seseorang.
Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasil tes keluar.
Sedangkan pemeriksaan menggunakan metode PCR swab membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasilnya. (*)