Sekolah Kedinasan 2020
IPDN Favorit, STIS Jadi Sekolah Kedinasan dengan Persaingan Paling Ketat, Cek Jadwal SKD Dikdin 2020
Dari jumlah pelamar dan kuota yang disediakan, STIS menjadi Sekolah Kedinasan dengan tingkat persaingan paling ketat.
TRIBUN-TIMUR.COM-Jumlah pendaftar Sekolah Kedinasan tahun anggaran 2020 (Dikdin) melalui protal SSCASN-BKN mencapai 160.189 orang.
Pada ahun ini, hanya ada enam instansi yang membuka rekrutmen Sekolah Kedinasan, yakni Kementerian Dalam Negeri dengan jumlah 1.200 formasi, Kementerian Hukum dan Ham dengan 600 formasi, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan jumlah 2.676 formasi.
Selanjutnya, Badan Intelijen Negara (BIN) dengan jumlah 250 formasi, Badan Pusat Statistik (BPS) dengan jumlah 600 formasi, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dengan jumlah 100 formasi.
Sementara itu, ada 2 (dua) Instansi yang tidak membuka penerimaan Dikdin 2020, yakni Kementerian Keuangan dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
• IPDN Jadi Sekolah Kedinasan Paling Diminati, PIP Makassar Masih Sepi Pendaftar, Ayo Daftar!]
• Mengenal Politeknik Statistika STIS, Sekolah Kedinasan Milik Badan Pusat Statistik, Yuk Daftar!
• Moratorium Penerimaan Taruna Baru, Sekolah Kedinasan STMKG Tak Buka Pendaftaran di 2020
Dikutip dari bkn.go.id, Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerja Sama, Paryono mengatakan Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang dinaungi Kemendagri berada di urutan pertama dengan jumlah pelamar terbanyak mencapai 57.534.

Posisi kedua ditempati PTTD-STTD yang dinaungi Kemenhub dengan jumlah pelamar 34.384.
Diikuti Politeknik Statistika/STIS yang dinaungi BPS di urutan ketiga dengan jumlah pelamar 28.942.
Selanjutnya Poltekim dan Poltekip yang dinaungi Kemenkumham di urutan keempat dengan jumlah pelamar 26.679.
Di urutan kelima ada Sekolah Intelijen Negara yang dinaungi BIN berada dengan jumlah pelamar 8.527.
Terakhir ada STSN yang dinaungi BSSN di urutan keenam dengan jumlah pelamar 4.123.
STIS Paling Ketat
Dari jumlah pelamar dan kuota yang disediakan, STIS menjadi Sekolah Kedinasan dengan tingkat persaingan paling ketat.
Dengan jumlah pelamar 28.942 dan kuota sebanyak 600 formasi, satu kursi diperebutkan sekitar 48 orang.
Pada tahun 1964 BPS membuka Perguruan Tinggi Ilmu Statistik (PTIS) dengan mahasiswa yang terdiri dari lulusan AIS dan dosen yang berasal dari PBB.
Tujuannya adalah meningkatkan pendidikan untuk lulusan AIS. Namun pada tahun 1965 bantuan ini terhenti karena Indonesia keluar dari PBB, dan sejak saat itu PTIS ditutup.