Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilwali Makassar

Ada Apa dengan Danny Pomanto? Mantan Wali Kota Makassar Videonya Jadi Bahan Gosip 2 Pekan Ini

Video Wali Kota Makassar 2014-2019 Danny Pomanto dua pekan terakhir menimbulkan gosip, video Nurdin Abdullah dan kini video bahas Rusdi Masse Nasdem

Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM/SANOVRA JR
Mantan Wali Kota Makassar Danny Pomanto 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ada apa dengan Wali Kota Makassar 2014-2019 Danny Pomanto atau Moh Ramdhan Pomanto?

Dua pekan terakhir, dua videonya jadi bahan gosip dan pembicaraan di grup-grup WhatsApp dan obrolan warung kopi.

Bukan soal kinerjanya selama jadi wali kota.

Bukan pula soal janji kampanye menuju Pilkada Makassar 2020.

Inilah Kehebatan Bupati Kutai Timur Antar Istri Jadi Ketua DPRD, Tapi Ismundar Ditangkap OTT KPK

UPDATE Covid-19Hari Ini: Total 169 Makassar Tambah 81 Luwu Timur dan Takalar Tambah Banyak Juga

Tapi hal-hal selain itu.

Pertama video Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah setelah melantik Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin. 

Kedua, kini video diduga suara Danny Pomanto membahas personal Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse dan sekretaris Syahruddin Alrief.

Di video kedua ini, banyak nama disebut termasuk nama Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo. 

Nama None panggilan Irman Yasin Limpo juga dikait-kaitkan karena disebut tak laku di Nasdem dalam rekaman pembicaraan video itu.

Saat ini, Danny Pomanto sedang berada di Jakarta. 

"Besok siang (hari ini) kalau tidak ada halangan kembali ke Makassar," Kata orang dekat Danny Pomanto, Maqbul Halim tadi malam.

DP Tanggapi Video Nurdin Abdullah

Mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto menangapi santai pernyataan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah yang viral tentang 'tungguma'.

"Tontonan menarik membuat semua menjadi jelas, buktinya menjadi viral," tegas bakal calon Wali Kota Makassar itu kepada Tribun via pesan WhatsApp, Senin (29/6/2020) malam.

Diketahui, video pernyataan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah di hadapan Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin dan pejabat senior Pemkot Makassar M Sabri viral.

Dengan ekspresi serius, NA akronim nama Nurdin Abdullah memberi gambaran situasi Makassar saat ini.

Rudy dan Sabri berkali-kali mengangguk tanda setuju dan siap menjalankan instruksi 01 Sulsel ini.

Dalam arahannya, NA menegaskan agar jajaran Pemkot Makassar di bawah kendali Rudy serius menuntaskan pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Bahkan, NA mengaku akan pasang badan dalam memback up kebijakan Pemkot.

"Jadi janganmi takut, tungguma, tungguma, tidak ada urusan, saya mau lawan itu, tidak usah takut, lawan, saya yang didepan," kata NA sambil mengepalkan tangan.

"Siap," kata Rudy yang tampak mengangguk mendengar instruksi gubernur NA.

Nurdin lantas menyinggung 2 PJ wali kota Makassar sebelumnya yang dianggap jalan tanpa weser.

"Ini rumah kalian Pj (rujab gubernur) jangan seperti Pj sebelum-sebelumnya jalan tanpa weser," tambah NA, didampingi istri Nyonya Lies Fakhruddin.

Pernyataan ini tentu saja menjadi kabar buruk bagi Tungguma.

Tungguma adalah singkatan dari pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Fatmawati Rusdi Masse.

Fatmawati istri Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse. Tungguma digadang-gadang salah satu kontestan Pilwali Makassar.

Belakangan, hubungan NA dengan Danny Pomanto memang merenggang.

Bahkan sejumlah kebijakan Danny Pomanto di akhir periodenya sebagai wali kota dianulir Gubernur Sulsel.

Danny Tanggapi Video Bahas Rusdi Masse

Mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto telah direkomendasikan dua partai untuk maju pada Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Makassar 2020.

Berpasangan dengan istri Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Nasional Demokrat Sulawesi Selatan (DPW Nasdem Sulsel) Fatmawati Rusdi, Nasdem dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) bertekad memenangkan pasangan calon (paslon) tersebut.

Saat ditanya, apakah akan ada tambahan partai pengusung Danny-Fatma?

"Insya Allah tetap, semua masih terbuka dan tergantung kesepakatan koalisi partai," ujar Danny via pesan WhatsApp, Rabu (1/7/2020) malam.

Namun, di saat euforia tersebut, video berdurasi 7 menit yang suaranya mirip Danny Pomanto, mendadak viral.

Dalam video itu, suara mirip DP itu, menyinggung banyak hal, termasuk soal Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, hingga soal Rusdi Masse.

Danny Pomanto angkat bicara terkait hal tersebut.

"No comment, ada saatnya kami akan klarifikasi pembicaraan tertutup yang diviralkan ini," ujar Danny.

Ulasan Pengamat

Rekaman diduga suara petahana bakal calon Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto viral di media sosial.

Dalam rekaman berdurasi 7 menit 34 detik, banyak menceritakan berbagai macam kepentingan dan kisruh koalisi partai politik pendukung calon petahana pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020.

Tak lama setelah kemudian, Tribun mendapat lagi rekaman. Kali ini rekaman video berdurasi 4 menit, 4 detik.

Beberapa petinggi Golkar Sulsel terlihat dalam video tersebut, termasuk Ketua DPD I Partai Golkar Nurdin Halid.

Menanggapi isi video tersebut, Pengamat Politik UIN Alauddin Makassar (UINAM) Syahrir Karim menilai bahwa video tersebut menegaskan bagaimana partai begitu superior menentukan arah politik sesuai kepentingan elit.

"Partai sangat sulit ditebak arah pergerakannya gara-gara tidak lagi berlandaskan ideologi partai. Sehingga yang terjadi adalah partai dan para elitenya sangat mudah memainkan arah kepentingan politiknya yang terkesan sangat pragmatis," katanya kepada Tribun, Kamis (2/7/2020).

Syahrir menilai Danny Pomanto (DP) sebagai orang baru di Nasdem terjebak dalam lingkaran politik kekuasaan elit yang membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti kepentingan partai.

Padahal, jauh sebelumnya Partai Golkar sudah memberikan sinyal kuat untuk diusung, tetapi pada akhirnya tunduk pada keputusan partainya.

"DP bagaimanapun tetap punya magnet untuk dilirik banyak partai karena kekuatan survei yang mengunggulkannya dibandingkan dengan calon lainnya. Potensi ini yang kemudian dibaca oleh para pesaingnya untuk kemudian mencoba mengganggu konsentrasi DP dan partai pengusungnya dalam hal ini RMS dan Nasdem dengan membocorkan video tersebut ke publik," jelasnya.

Disaat Danny Pomanto mencukupi kursi koalisinya dengan Gerindra hari ini, lanjut Syahrir, maka hari ini pula adalah saat yang tepat untuk merusak konsentrasi atau hubungan DP, RMS (Rusdi Masse Mappasessu) dan partai pengusungnya.

"Inilah kalau pragmatisme politik, oligarki, menggerogoti parpol. Ideologi sudah dikesampingkan demi kepentingan kekuasaan. Parpol sebagai instrumen demokrasi tidak lagi tepat untuk disematkan karena parpol sendiri tidak memberi ruang demokrasi dalam partainya, " katanya.

"DP hanya menjadi rebutan para oligarkis untuk mencapai hasrat kuasanya. DP tidak berdaya dengan segala keterbatasannya sebagai orang baru di parpol. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa Pilwali Makassar ini adalah pertarungan para elit politik, bukan kandidat atau calon kontestan itu sendiri," jelasnya.(tribun-timur.com)

Inilah Kehebatan Bupati Kutai Timur Antar Istri Jadi Ketua DPRD, Tapi Ismundar Ditangkap OTT KPK

UPDATE Covid-19Hari Ini: Total 169 Makassar Tambah 81 Luwu Timur dan Takalar Tambah Banyak Juga

  

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved