Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ada Apa? Warga Luwu Utara di Bantaran Sungai Diminta Cari Tempat Aman

Dalam beberapa hari ke depan, daerah ini diprediksi bakal diguyur hujan yang berpotensi menimbulkan banjir.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Muh. Irham
Humas Pemkab Lutra
Bupati Lutra Indah Putri Indriani saat meninjau banjir di Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Jumat (26/6/2020) lalu 

MASAMBA, TRIBUN-TIMUR.COM - Jika daerah lain di Sulawesi Selatan telah memasuki musim kemarau, tidak demikian dengan di Kabupaten Luwu Utara dan sekitarnya. Dalam beberapa hari ke depan, daerah ini diprediksi bakal diguyur hujan yang berpotensi menimbulkan banjir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data potensi cuaca di Kabupaten Luwu Utara untuk tiga hari ke depan 27-29 Juni 2020.

Prakirawan BMKG Makassar menyebutkan, potensi cuaca pada 27 Juni 2020 di Luwu Utara.

Pagi cuaca cerah berawan, siang/sore hujan ringan, malam berawan, dan dini hari berawan.

Sementara pada 28 Juni 2020, potensi cuaca pada pagi hari hujan ringan, siang/sore hujan ringan sampai hujan sedang, malam hujan ringan, dan dini hari berawan.

Untuk 29 Juni 2020, BMKG merilis potensi cuaca pada pagi hari cerah berawan, siang/sore hujan ringan, malam berawan tapi berpotensi hujan ringan, dan dini hari berawan.

Untuk suhu udara sendiri berkisar antara 23°C-32°C dengan kelembaban udara 65-95%.

Sementara kecepatan angin dari timur-tenggara adalah 10-40 km/jam.

Prediksi potensi cuaca untuk Luwu Utara tiga hari ke depan dari BMKG Makassar ini dibuat pada tanggal 26 Juni 2020, pukul 13.45 Wita.

Kendati demikian, warga tetap diminta untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, mengingat gambaran cuaca ini masih prakiraan.

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani meminta masyarakat untuk senantiasa tetap waspada terhadap potensi ancaman bencana banjir dan tanah longsor.

Mengingat sejak kemarin intensitas curah hujan cukup tinggi.

Sehingga menyebabkan Sungai Masamba kembali meluap dan mengakibatkan terjadinya banjir.

"Sejak kemarin intensitas curah hujan memang cukup tinggi, sehingga mengguyur sebagian wilayah di Luwu Utara, termasuk Masamba," kata Indah, Sabtu (27/6/2020).

Untuk itu, dia meminta masyarakat Luwu Utara tetap meningkatkan kewaspadaannya.

"Melihat potensi cuaca dari BMKG untuk beberapa hari ke depan, saya meminta dan kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada banjir dan longsor," ujar Indah.

Imbauan bupati ini juga ditujukan kepada seluruh camat untuk menyampaikan kepada warganya masing-masing.

Khusus warga yang bermukim di bantaran sungai.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muslim Muhtar, juga mengingatkan seluruh warga Luwu Utara.

Utamanya yang tinggal di sekitar bantaran sungai, untuk sementara mencari tempat yang lebih aman.

"Ini semua untuk mengurangi risiko bencana. Salam tangguh dan salam kemanusiaan," tandasnya.

Kunjungan Menteri PUPR

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, Basuki Hadimuljono, meninjau lokasi longsor di poros Palopo-Toraja, Kelurahan Battang Barat, Kecataman Wara Barat, Minggu (28/6/2020) siang.

Basuki meninjau lokasi longsor di kilometer 24. Basuki didampingi Wali Kota Palopo, HM Judas Amir, Ketua DPRD Palopo, Nurhaenih, dan Kepala Dinas PUPR Kota Palopo, Antonius Dengen.

Melihat kondisi di lapangan, Basuki meminta dilakukan penanganan secepatnya agar jalur tersebut bisa segera dimanfaatkan kembali oleh masyarakat, baik dari Palopo yang ingin ke Toraja ataupun sebaliknya.

"Penanganan jangka pendek harus segera dilakukan dengan membuatkan jembatan gantung agar akses ini tetap bisa dimanfaatkan, karena ini akses vital baik oleh masyarakat Palopo maupun masyarakat di Toraja," ujarnya.

Dari hasil tinjauan di lapangan, Menteri PUPR memperkirakan jembatan gantung yang akan dibangun mencapai 120 meter, dengan konstruksi bangunan dari beton dan besi.

Kepala Dinas PUPR Kota Palopo, Anshar Dachri menambahkan, jembatan ini akan dilalui sementara bagi pengendara motor dan pejalan kaki.

"Bisa dikatakan jembatan darurat untuk pejalan kaki dan pengendara motor, belum bisa untuk dilalui mobil. Panjangnya sekitar 120 meter, anggarannya dari kementerian, kami belum tahu berapa nilainya," ujarnya.

Basuki menambahkan, perbaikan jalan permanen untuk pekerjaannya dari segala teknis tidak terlalu rumit, mencari jalan alternatifnya yang susah.

Untuk pembangunan permanennya kata dia, membutuhkan waktu kurang lebih 3 bulan dan akan dimulai besok, sehingga untuk sementara akan dibangun jembatan gantung yang dapat diakses oleh masyarakat.(*/tribun-timur.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved