Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

Begini Sejarah Penamaan Desa Salulemo Luwu Utara

Salulemo merupakan sebuah desa di Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/CHALIK MAWARDI
Tugu perbatasan Desa Salulemo, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

TRIBUNLUTRA.COM, BAEBUNTA - Salulemo merupakan sebuah desa di Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Desa Salulemo memiliki luas wilayah kurang lebih 10,13 km2.

Terletak di bagian timur Luwu Utara dan berbatasan dengan Desa Lapapa di sebelah utara.

Sebelah timur Desa Pongo, sebelah selatan Desa Kariango, dan sebelah barat Desa Bumi Harapan.

Dikutip dari situs salulemo-baebunta.luwuutarakab, Kamis (25/6/2020), penamaan Desa Salulemo punya cerita tersendiri.

Pada zaman Kedatuan Luwu, Baebunta adalah kampung yang ditunjuk Datu Luwu.

Menjadi tempat perwakilan perpanjang tangan kekuasaan kerajaan di wilayah bagian utara.

Jabatan yang diberikan Datu Luwu kepada pemangku kekuasaan adalah Makole.

Di wilayah bagian selatan, Datu Luwu juga menunjuk dua tempat yang tugasnya serupa dengan Baebunta.

Yakni di wilayah Bua dan Ponrang.

Jabatan yang diberikan datu di sana disebut Maddika.

Karena besar kewenangan yang diberikan datu, maka Makole mempunyai banyak pembantu.

Salah seorang di antaranya bernama Puang Kambi alias To Sampala.

Puang To Sampala berasal dari Masamba.

Tugas beliau dari Makole adalah memimpin masyarakat mencari ikan pada musim kemarau.

Diakhir hayat beliau diberi gelar dengan nama Puang Tuju Elona.

Suatu ketika Puang To Sampala sampai ke wilayah Salulemo Tua.

Sekarang nasuk wilayah Desa Lapapa, Kecamatan Masamba.

Di kawasan itu ia menemukan rura (rawa) yang luas.

Sehingga ia merasa bingung mengambil ikannya.

Saat itu muncul ide Puang To Sampala mengeringkan rura tersebut dengan cara mengalirkan airnya.

Dengan teknik menggali saluran agar airnya bias mengalir ke sungai.

Tetapi Puang To Sampala merasa kekurangan tenaga kerja.

Sehingga ia memerintahkan beberapa orang berangkat ke Seko memanggil bantuan tenaga kerja.

Di wilayah Seko, utusan Puang To Sampala tiba di suatu perkampungan yang bernama Seko Lemo.

Dari sanalah didatangkan tenaga kerja bantuan untuk menggali saluran air yang besar, bahkan sampai menyerupai sungai (salu).

Di setiap musim kemarau, masyarakat Baebunta beramai-ramai mendatangi kawasan rura tersebut untuk menangkap ikan.

Terutama di Salu Tanutu yang merupakan gabungan aliran Sungai Meli, Sungai Kariango, dan Sungai Baebunta sendiri.

Dari uraian beberapa peristiwa itu, maka warga sepakat memberi nama tempat yang selalu dikunjungi dengan nama Salulemo.

Diambil dari gabungan kata salu dan Seko Lemo.

Desa Salulemo sendiri merupakan pecahan dari Desa Baebunta pada masa pemberontakan DI/TII.

Sejak itu pemerintahan Desa Salulemo mulai dilaksanakan dengan kepala desa selaku pemimpin.(*)

Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved