Tribun Business Forum
Andi Rahmat Manggabarani Minta Metode Lain Pencatatan Tagihan Listrik Supaya Tak Rugikan Masyarakat
Tribun Business Forum kembali menggelar diskusi virtual dengan tema "Tagihan Listrik Menyetrum", Kamis (25/6/2020).
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tribun Business Forum kembali menggelar diskusi virtual dengan tema "Tagihan Listrik Menyetrum", Kamis (25/6/2020).
Hadir sebagai narasumber Direktur Utama IMB Property Andi Rahmat Manggabarani, Owner Santri & PT Alfa Global Indonesia Lili Gunawan, Manager PLN UP3 Makassar Utara Yuli Ashaniais Ramadani, dan Manager PLN UP3 Makassar Selatan Raditya Hari Nugraha.
Rahmat menganggap listrik adalah kebutuhan dasar untuk dunia usaha.
"Saya punya pengalaman menarik di dalam PSBB," kata Rahmat Manggabarani.
Ia menjelaskan, IMB Group juga terdampak selama masa Pandemi Covid-19.
"Usaha saja terdampak adalah usaha travel dan umrah, dan tak ada pemakaian listrik siginifikan. Tapi, kenapa pemakaian selama beroperasi sama saja di saat kami tutup," katanya.
Pengurus teras Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengatakan, IMB Group melakukan komplain ke PLN.
"Kami mendapatkan penjelasan nilai tagihan itu ada diambil bulan sebelumnya," katanya.
Menurutnya, bisnis travel sangat berdampak negatif karena tak ada penerbangan ke Mekkah Arab Saudi selama masa pandemi Covid-19.
"Kami tak bisa menerbangkan jamaah, biaya operasional kami ambil dari keuntungan kami sebelumnya. Kami juga membayar gaji pegawai dan lain-lain, kami lakukan efisiensi dan masih terjadi peningkatan lumayan di luar ekspektasi kita," katanya.
Dalam Tribun Business Forum ini, dia meminta jalan keluar bersama-sama dengan PLN.
"Saya berharap melalui diskusi supaya kita sama-sama bisa efisien. Kami tidak terseok-seok selama masa Pandemi sementara itu, PLN juga tidak rugi sekali," katanya.
Menurutnya, tanpa bantuan pemerintah maka, pelaku usaha susah bangkit di tengah pandemi.
"Kalau kondisi begini, jika kita menaikkan biaya operasional maka otomatis jualan kita harus naikkan. Tapi, siapa yang akan membeli. Kami meminta PLN juga memberikan dukungan ke usaha," katanya.
Terakhir, dia meminta adanya penilaian perhitungan tagihan listrik selain cara PLN selama ini.
"Harus ada metode lain, sehingga disaat ada kejadian luar biasa maka metode ini tak merugikan masyarakat," katanya. (*)